LAJUR.CO, KENDARI – Kabupaten Kolaka menempati posisi terendah dari empat kota IHK di Sultra dengan angka inflasi sebesar 2,34 persen dan IHK sebesar 106,14. Data ini berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sultra periode Maret 2024. Tiga daerah lainnya dengan catatan inflasi tinggi, yakni Kabupaten Konawe, Kota Baubau dan Kota Kendari.
Pj Bupati Kolaka Dr Andi Makkawaru menyebut, capaian menekan angka inflasi ini berkat kerjasama Pemkab Kolaka dengan sejumlah stakeholder terkait. Dr Andi Makkawaru mengatakan pihaknya star lebih awal melakukan sidak pasar guna mengantisipasi lonjakan harga komoditi jelang bulan puasa pada awal Maret lalu.
“Ini berkat kerjasama yang baik bersama pihak Bulog, BPS dan TNI-Polri. Sebelum Ramadan kita sudah melakukan sidak pasar bersama. Pihak bulog mendistribusi beras SPHP cadangan pemerintah ke masyarakat Kolaka tepat waktu,” ujar Dr Andi Makkawaru, Kamis (4/4/2024).
Harga komoditi yang disebut mengalami kenaikan baik menjelang maupun saat bulan Ramadan diantisipasi pemerintah setempat dengan menggelar Pasar Murah. Kegiatan Pasar Murah ini terbagi atas tiga tahap yakni dilaksanakan saat awal bulan Ramadan, pertengahan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan begitu, kenaikan harga sejumlah komoditi penyumbang inflasi dapat ditekan.
“Gerakan Pangan Murah (GPM) sampai 5 April nanti bertepatan dengan Apel Siaga Nasional Ketersediaan Pasokan Pangan menjelang Idul Fitri 1445 H. Kegiatan ini pasar murah ini juga dibantu Kodim,” ucapnya.
Disamping itu, pemerintah juga memastikan agar tidak terjadi deflasi tajam yang akan mempengaruhi angka year to year pada tahun 2025.
Lebih lanjut, Kabupaten Kolaka ini dikatakannya, dapat bangkit meski kawasan sentra produksi beras sempat dilanda banjir pada Januari lalu. Siklus panen yang tetap terjaga mampu menyumbang kenaikan stok beras dari angka 800 ton menjadi 10 ribu ton pada bulan Maret.
“Intinya keperdulian semua pihak menjaga distribusi pangan penyebab inflasi tinggi serta komunikasi efektif sesama stakeholder,” pungkasnya.
Kondisi masyarakat Kolaka juga yang tidak menerapkan perilaku panic buying saat menjelang bulan puasa, mampu menjaga harga pangan tetap stabil. Sehingga para spekulan atau distributor lainnya tidak melakukan penimbunan barang atau menaikkan harga secara tidak wajar. Red