LAJUR.CO, KENDARI – Mudik menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia setiap kali Lebaran Idul Fitri datang. Saat sudah berada di kampung halaman, biasanya para perantau akan bertemu teman, kerabat dekat, maupun keluarga. Meski silaturahmi adalah hal yang penting, Anda tetap harus menjaga kesehatan ya, Moms.
Sebaiknya orang tua harus tetap waspada akan penyakit menular ketika mudik. Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, SpA, menyebut penyakit rentan menular ketika momen berkumpul.
“Kenapa Lebaran semua penyakit tiba-tiba naik? Ya karena kita ketemu banyak orang, kita nggak nyalahin Lebarannya. Lebaran nggak pernah salah. Tapi perilaku kita (yang salah),” ujar dr. Denta dalam acara diskusi media “Cegah Penyakit Menular di Momen Libur Lebaran” yang diselenggarakan oleh MSD Indonesia di Jakarta Pusat, Senin (10/3).
Sering kali saat berkumpul terjadi kontak erat seperti cium tangan atau cium pipi. Padahal kita tidak tahu kondisi kesehatan masing-masing orang dan apakah tangannya bersih atau tidak.
“Umumnya ketemu orang terus salam tempel. Kalau salaman cuman ngasih amplop, masih oke. Tapi kalau ketemu cipika-cipiki, bayinya dicium-cium. Jadi akhirnya penyakit-penyakit itu muncul setelah kita musim liburan,” kata dr. Denta.
Lantas, Bagaimana Mencegah Tertular Penyakit saat Momen Mudik Lebaran?
Dokter Denta menyarankan, hal pertama yang bisa dilakukan agar anak tetap sehat sebelum dan setelah Lebaran ialah memastikan mereka mendapatkan vaksinasi lengkap. Selain itu, orang tua juga harus bisa membuat perencanaan yang matang.
Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, SpA, dalam acara diskusi media “Cegah Penyakit Menular di Momen Libur Lebaran” yang diselenggarakan oleh MSD Indonesia di Jakarta Pusat, Senin (10/3/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
“Saya selalu bilang ke pasien-pasien saya. ‘Mau mudik boleh nggak, Dok?’,’Boleh. Anak usia berapa? Dua bulan boleh, satu bulan boleh mudik’,” ucapnya.
Selain itu, penting pula untuk memperhitungkan waktu keberangkatan dan jarak tempuh. Misalnya, perjalanan Jakarta ke Surabaya naik apa dan berangkat pagi, siang, atau malam hari. Kemudian, Anda juga harus memperhatikan usia anak. Semakin muda usia anak, idealnya semakin banyak berhentinya jika naik kendaraan pribadi.
Serta tak boleh ketinggalan membawa obat-obatan yang biasa diminum. Atau paling tidur membawa parasetamol untuk antisipasi sewaktu-waktu anak demam.
“Harus tahu rumah sakit terdekat di mana. Kartu BPJS, kalau ada asuransi ready. Jadi kalau ada apa-apa gampang. Protokol kesehatan, jadi kita hindari kerumunan orang, hidrasi yang cukup, makan yang cukup,” pungkas dr. Denta. Adm
Sumber : Kumparan.com