LAJUR.CO, KENDARI – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan keberlanjutan program budidaya tanaman sorgum yang dipusatkan di Kabupaten Wakatobi pada tahun 2024.
Kepala Distanak Sultra LM Rusdin Jaya mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah mendistribusikan bibit sorgum sejak launching program budidaya tanaman serealia alternatif pengganti nasi tersebut di Wakatobi.
“Sorgum kita fokusnya di Wakatobi. Benih sudah diserahkan. Sudah di SK-kan juga. Kita sudah bagi juga (bibit,red),” kata LM Rusdin Jaya.
Selain Wakatobi, lanjut Rusdin Jaya, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) sejatinya sudah lebih awal mengembangkan tanaman sorgum. Produk olahan sorgum di Koltim bahkan telah dibuat dalam berbagai bentuk kemasan siap jual.
Hanya saja, Pemprov Sultra telah memetakan cluster pangan di Bumi Anoa, dimana Kabupaten Wakatobi dipilih sebagai fokus pilot project sorgum di Sultra. Sementara Kabupaten Koltim menjadi daerah konsentrasi pengembangan tanaman padi.
“Kalau Konawe Selatan, Konawe, Kolaka dan Koltim cluster untuk padi. Wakatobi akan lebih fokus ke sorgum,” ucap Rusdin Jaya.
Distanak menggenjot budaya sorgum sebagai alternatif pangan pengganti beras yang bernilai ekonomi tinggi dalam rangka mewujudkan diversifikasi pangan di Sultra. Pasar eskpor komoditi sorgum juga sangat menjanjikan sehingga berpotensi meningkat ekonomi petani di daerah.
Hadirnya sorgum sebagai alternatif pangan selain beras diharapkan bisa ikut menekan inflasi pangan. Menurut Rusdin, sorgum memiliki kandungan gizi yang jauh lebih tinggi dan sehat dibanding beras.
“Saya juga sekarang ini konsumsi sorgum. Dari sisi kesehatan memang lebih bagus,” terang Rusdin Jaya. Adm