LAJUR.CO, KENDARI – Keberadaan hutan mangrove yang mengalami penyusutan mendapat perhatian serius dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sebagai bentuk kepedulian, DLH Sultra menggagas aksi penanaman ribuan bibit mangrove di kawasan pesisir Pantai Nambo, Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Nambo, Kota Kendari, Rabu (18/5/2022).
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sultra, Ir H Ansar memimpin langsung program penghijauan kawasan pesisir Nambo yang mengangkat tema ‘Peduli Lingkungan, Langkah yang Arif Menyelamatkan Masa Depan Sulawesi Tenggara’.
Target 3000 Bibit Mangrove
Tahap awal, kata Ansar, pihaknya mencanangkan 1.500 bibit pohon mangrove dari total target 3.000 bibit pohon bakau yang akan ditanam di daerah tersebut.
Pencanangan program penanaman pohon mangrove oleh DLH Sultra masih merupakan bagian rangkaian perayaan Hari Bumi yang diperingati setiap bulan April dibuka langsung Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, Drs. Suharno, M.TP.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sultra serta aparat pemerintah setempat seperti Camat Nambo serta Lurah Bungkutoko turut dalam aksi peduli lingkungan digagas DLH Sultra.
“Seharusnya program ini dilakukan saat rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sultra. Tapi karena dibatalkan, akhirnya DLH baru melaksanakan hari ini,” kata Ansar.
Dihadapan peserta yang hadir, Ansar membeberkan sejumlah alasan pentingnya pelestarian tanaman bakau bagi masyarakat.
“Mangrove memiliki beberapa peranan baik secara ekologis maupun ekonomis. Mangrove dapat dijadikan sebagai kawasan wisata,” jelas Ansar, Rabu (18/5/2022).
Hutan mangrove, tambah Ansar, berperan sebagai ekosistem dimana spesies laut tumbuh dan berkembang biak. Sejumlah spesies banyak yang menggantungkan hidupnya dari ekosistem bakau. Tentu saja, jika kawasan hutan bakau dirusak, ini akan sangat berdampak terhadap mata pencarian nelayan setempat.
Stop Menebang Mangrove
Pada kesempatan itu, Kepala DLH Sultra mengedukasi masyarakat agar menghentikan kebiasaan menebang pohon mangrove. Ia berharap larangan menebang pohon bakau serta kembali menghidupkan program penghijauan kawasan pesisir turut dikampanyekan oleh aparat pemerintah di level terbawah.
Merusak bakau, kata Ansar akan mengancam masa depan kawasan pesisir. Sebab, hutan bakau menjadi benteng ekologis masyarakat yang bermukim di pinggir laut. Hutan bakau efektif menekan dampak buruk bencana abrasi hingga tsunami.
“Kita harus menghentikan kebiasaan menebang pohon mangrove.
Ini harus diindahkan agar tidak menimbulkan abrasi pantai. Budidaya atau pengembangan tanaman mangrove juga dapat mengurangi dampak buruk dari pemanasan global,” jelas Ansar. Adv