LAJUR.CO, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersiap menjadi tuan rumah dalam perhelatan Hari Pers Nasional (HPN) pada tahun 2022 mendatang.
Sebagimana disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya dalam laman menlhk.go.id, event nasional ini diharapkan dapat menggaungkan kembali isu-isu kepedulian terhadap lingkungan hidup dan kehutanan melalui aksi-aksi lapangan, seperti rehabilitasi mangrove, rintisan Program Kampung Iklim (Proklim), dan pelepasliaran satwa. Itu semua mengarah pada upaya pembangunan hijau di Indonesia.
Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan salah satu upaya besar adaptasi perubahan iklim yang sedang dikerjakan oleh KLHK bersama masyarakat di tingkat tapak. Proklim merupakan program berlingkup nasional yang dikelola oleh KLHK dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK, serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
Isu lingkungan ini menjadi bagian penting disamping diskusi masalah masa depan wartawan ditengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan media pada perayaan HPN.
“Jadi nanti kegiatan pro lingkungan di HPN 2022, bisa menjadi program PWI dan Kementerian LHK, yakni rehabilitasi mangrove, Kampung Iklim, dan pelepasliaran satwa dilindungi di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai,” ujar Siti Nurbaya.
Siapkan Program Pro Lingkungan
Menyambut penegasan Menteri LHK RI, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Tenggara, Ansar, mengurai serangkaian ide agenda pro lingkungan meramaikan momen HPN yang dipusatkan di Bumi Anoa.
Sulawesi Tenggara dengan bentang ekosistem kombinasi ekosistem laut, pantai, hutan, dan gunung yang paripurna diakui Ansar sangat tepat menjadi etalase edukasi program kepedulian lingkungan sebagaimana tema sentral dalam HPN tahun 2022.
Beberapa agenda pro lingkungan yang disiapkan meramaikan HPN diantaranya penanaman mangrove, pelepasliaran satwa hingga launching kampung iklim.
“Ada banyak pilihan yang bisa dilaksanakan mendukung program kepedulian lingkungan dalam HPN nanti. Mulai dari penanaman mangrove. Di Sultra terutama di ibu Kota Kendari, ada beberapa kawasan yang bisa menjadi tempat action untuk program ini. Kemudian pelepasliaran satwa dan kampung iklim,” jelas Ansar.
Khusus untuk agenda pelepasliaran satwa, DLH Sultra menyatakan telah melakukan koordinasi dengan Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) bersama Balai KSDA Sulawesi Utara (BKSDA Sultra).
Sementara program kampung iklim, ada dua alternatif di Sultra yang telah masuk dalam pantauan sekaligus binaan DLH yang dibidik menjadi lokasi pilihan. Masing-masing Kota Baubau dan Tipulu.
Khusus di Kota Baubau, program kampung iklim telah diadaptasi di Kelurahan Gonda Baru Kecamatan Sorawolio. Daerah ini sudah berhasil mencapai nilai standar sebagai kampung iklim kategori utama.
Program kampung iklim (Proklim) sendiri bertujuan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca.
“Kota Baubau sudah masuk nominasi program kampung iklim. Ada juga kampung iklim binaan di Tipulu. Untuk penanaman mangrove ada calon lokasi di kawasan Teluk Kendari,” kata Ansar.
Program Kampung Iklim yang diinisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) ini hampir mirip dengan program Adipura karena memiliki beberapa kategori trofi bagi daerah yang berhasil meraihnya, mulai dari tingkat pratama, madya, utama dan lestari.
Program Kampung Iklim ini dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa. Menteri LHK menyatakan akan segera diperkenalkan Program Kampung Iklim pada saat puncak Hari Pers Nasional 2022.
Butuh Dukungan APBD
DLH Sultra menilai isu lingkungan pada momen HPN 2021 sangat relevan dengan kondisi yang terjadi saat ini dimana dampak krisis iklim tengah dirasakan secara nyata.
Termasuk di Sultra yang rawan dilanda bencana hidrometeorologi diantaranya banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan.
Ansar berharap serangkaian program pro lingkungan yang digagas DLH Sultra sebagai bentuk dukungan atas agenda nasional tersebut memperoleh support dan dukungan penuh dari pemerintah. Dengan begitu implementasinya menjadi lebih maksimal pada momen HPN 2022.
Dukungan dimaksud berupa keberpihakan anggaran dari pemerintah demi menggerakkan giat pro lingkungan, termasuk melaksanakan rangkaian program yang bersinergi dengan HPN 2022 mendatang.
“Pendanaan adalah utama. Dukungan dari APBD diharapkan bisa memaksimalkan agenda atau program pro lingkungan yang dijalankan oleh DLH Sultra,” kata Ansar. Adm