SULTRABERITA.ID, KENDARI- Pemprov Sultra menetapkan empat kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara sebagai pusat prioritas pengembangan wisata nasional atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
BACA JUGA :
- Polisi Amankan Mahasiswa Teknik UHO yang Aniaya Kekasihnya di Rumah Kost
- Oknum Security Lecehkan Penghuni BTN Baruga Nusantara, Polisi Kejar PelakuĀ
- Masyarakat Harus Perhatikan Hal-hal Ini Saat Ingin Melakukan Pinjol
- Terlibat Kasus Pengeroyokan, Empat Mahasiswa Teknik UHO Diboyong Masuk Rutan
- Jangan Disepelekan! Penyakit Hipertensi Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda
Empat daerah dimaksud adalah Kota Kendari, Kabupaten Wakatobi, Kota Bau-Bau dan Konawe Selatan.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara, Dr Hado Hasina kepada wartawan, Jumat 14 Februari 2020.
Khusus di Kota Kendari, kata mantan Sekda Butur itu, pihaknya memetakan beberapa titik destinasi pariwisata unggulan yang bakal digarap secara serius di era pemerintahan Gubernur Ali Mazi.
“Kendari mencakup seluruhnya termasuk Batu Gong, Bokori dan permandian Toronipa. Sedangkan kalau di Konsel tepatnya di Watumohai,” rinci Hado Hasina.
Sementara, di Kabupaten Wakatobi, sudah ada lahan seluas 800 hektar disiapkan menyangga program KEK Pariwisata.
“Di Kabupaten Wakatobi tepatnya Kaledupa, yakni tanah masyarakat seluas 60 hektare, tanah adat 300 dan juga tanah seluas 400 hektar yang sudah tersedia,” ucap Hado.
Dihadapan para awak media, Hado menyatakan empat daerah yang menjadi sentra destinasi pariwisata prioritas Sultra (KEK Pariwisata) oleh Ali Mazi selanjutnya diajukan ke pemerintah pusat.
“Kita akan menggelar pertemuan terlebih dahulu kepada pihak pemerintah kabupaten yang sudah ditetapkan menjadi kawasan pariwisata,” jelasnya.
Dalam pertemuan itu, nantinya tiap pemerintah kabupaten akan memaparkan secara rinci deskripsi pengembangan dan potensi pariwisata di daerahnya.
“Agar tidak terjadi keterlambatan, Gubernur harus secepatnya melakukan penunjukan dikarenakan ini menjadi domain pemerintah. Makanya itu Gubernur harus mengambil alih, agar kemudian diusul menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” papar Hado.
Mendukung konektifitas antar spot wisata prioritas itu,nprigram strategis selanjutnya dilakukan Pemprov Sultra adalah memperluas kawasan bandara, membangun dermaga, penyediaan izin trayek kapal pengantar, terminal, dan juga bus pengangkut wisatawan. Penggarapan infrastruktur transportasi pendukung pariwisata itu melibatkan kerjasama dengan pihak swasta. Adm