BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Harga Kelapa di Kendari Menggila, Tembus Rp13 ribu/Biji

×

Harga Kelapa di Kendari Menggila, Tembus Rp13 ribu/Biji

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Harga kelapa di berbagai daerah di Indonesia mengalami lonjakan tajam dalam beberapa bulan terakhir. Tak terkecuali di Kota Kendari.

Pantauan media, di Pasar Andonohu, para pedagang mengeluhkan kenaikan harga yang drastis disertai dengan kelangkaan stok.

Salah satunya dirasakan Rehan, pedagang kelapa yang telah berjualan selama 25 tahun di pasar tradisional tersebut. Ia mengatakan, kenaikan harga mulai terasa sejak Februari.

“Sejak bulan dua sudah naik, sebelum puasa itu sudah naik,” ucap Rehan, Jumat (18/4/2025).

Harga jual kelapa di lapak Rehan saat ini berkisar antara Rp10.000 hingga Rp13.000 per biji. Besaran harga tergantung dari ukuran, biaya angkut, jasa kupas, dan parut.

Sebelum ada lonjakan harga, Rehan memperoleh harga Rp3.500 per biji dari petani kelapa. Kini, rerata harga mencapai Rp7.000 per biji. Harga kelapa bahkan sempat menembus angka Rp8.000 per biji.

Baca Juga :  Jangan Tunda-tunda! Baznas Dorong Warga Kendari Bayar Zakat Sebelum Lebaran

“Naiknya jauh sekali, biasanya Rp3.500, sekarang Rp7.000 per biji. Baru-baru ini ada teman yang buka dengan harga Rp8.000. Kalau saya ya Rp7.000, itu pun sudah ada yang menawar,” tutur Rehan.

Rehan menjelaskan, harga komoditi kelapa yang ia beli dari petani dipatok rata meski ukuran bervariasi. Mereka tak punya pilihan menawar harga berdasarkan ukuran kelapa. Sebab, petani bisa saja memilih menjual kelapa mereka langsung eksportir asal Cina dan India yang kini masif memburu komoditi kelapa di Sultra.

“Kalau mau divariasikan biasanya tidak ada yang mau bawa, jadi harus ambil rata, baru mereka bawakan. Kalau mau dipilih-pilih, mereka lebih memilih bawa ke penimbang. Ada penimbang itu, orang Cina dan orang India,” ungkap Rehan.

Baca Juga :  100 Bikers Ramaikan Ramadhan Bikers Honda di Kendari

Pasokan kelapa ke Pasar Andonohu kini tidak menentu. Rehan mengaku harus bersaing harga dengan pengepul lain untuk mendapatkan kelapa.

“Kalau di Mandonga harganya Rp7.000, ya kita harus kasih Rp7.500 supaya mereka mau bawa ke sini. Kalau harganya sama, mending mereka bongkar ke langganannya. Kita harus main begitu kalau mau dapat. Kalau tidak begitu, ya tidak akan dapat,” tambahnya.

Lonjakan harga kelapa ini berdampak langsung pada minat beli masyarakat yang semakin menurun. Namun menurut Rehan, masalah utama bukan pada daya beli, melainkan ketersediaan kelapa.

Baca Juga :  Gubernur ASR & Wagub Hugua Tiba Perdana di Kendari Besok, ini Agenda Penyambutan!

“Kelangkaan ini saya dengar karena hampir semua kebun kelapa ditebang untuk dijadikan tanaman nilam. Yang kedua itu soal persaingan harga. Penimbang yang bermodal besar biasanya langsung ke petani. Mereka beli di sana, jadi jarang kelapa masuk kota. Kecuali kita beli lagi dari penimbang, harganya naik lagi,” katanya.

Meski begitu, Rehan tetap setia menjalani usahanya yang telah digelutinya selama lebih dari dua dekade.

“Kalau kelapa ada, ya kita bersyukur bisa jual, bisa dapat untung. Kalau tidak ada, kita paksa orang cari walaupun kecil dan busuk. Jadi kalau kita sudah pesan, harus kita ambil, tidak mungkin sudah pesan lalu kita tidak ambil. Sudah biasa suka dukanya,” ungkap Rehan.

Laporan: Ika Astuti

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x