LAJUR.CO, KENDARI – Kepala Sekolah SD Negeri 2 Kendari Hj Djasni Kusnadi menyatakan mendukung penuh program kampanye Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah serta pengenalan QRIS ke kalangan pelajar yang dicanangkan oleh BI Sulawesi Tenggara.
Diakui Djasni edukasi transaksi non tunai ke kalangan pelajar di Kota Kendari jauh lebih mudah karena rerata milenial telah melek dengan teknologi. Di era teknologi saat ini, para pelajar sebagian besar sudah terbiasa mengakses beragam layanan aplikasi digital yang juga menggunakan transaksi non tunai sebagai fitur pembayaran.
Sebaliknya, kalangan Kepala Sekolah (Kepsek) justru belum begitu familiar dengan transaksi non tunai. Dengan adanya Rakor Edukasi CBP Rupiah dan Pengenalan Qris Kepala Sekolah SD dan SMP serta pengawas Sekolah se-Kota Kendari, kata Djasni, program ini memberi ilmu baru bagi pihak tenaga pengajar tentang aplikasi QRIS. Mereka pun dapat memperluas kampanye CBP Rupiah dan penggunaan QRIS ke komunitas sekolah.
“Kita rata-rata Kepsek banyak juga yang belum paham apa itu QRIS, bagaimana memperlakukan uang rupiah dengan baik sehingga BI tidak melakukan pemusnahan uang dalam jumlah besar setiap bulan karena kurang maksimalnya CBP Rupiah di kalangan pelajar. Di era teknologi, guru-guru mesti paham dan sudah saatnya ikut mengaplikasikan sistem pembayaran non tunai untuk mendukung program pemerintah,” jelas Djasni, Sabtu (30/7/2022).
Bahkan ia mendukung agar sistem pembayaran non tunai secara bertahap diterapkan di kantin sekolah yang memang banyak melayani transaksi belanja para pelajar. Dengan begitu siswa terbiasa melakukan pembayaran non tunai.
Kampanye CBP Rupiah di kalangan pelajar SD, kata wanita berhijab itu juga perlu ditingkatkan mengingat banyak siswa SD yang masih awan dengan fungsi uang rupiah serta mendorong kecintaan mereka terhadap rupiah.
“Anak SD banyak yang uang rupiahnya tidak disimpan dengan baik karena memang pemahaman yang masih kurang. Ini perlu di dorong. Menjadi PR bagi kami sebagai tenaga pendidik. Dengan rakor ini kita makin paham kerja BI bagaimana menjamin uang rupiah di masyarakat itu dalam kondisi baik dan mencegah peredaran uang palsu di tengah masyarakat,” jelasnya.
Saat rakor, Djasni mengatakan sempat ikut dalam simulasi penggunaan layanan QRIS yang dipandu langsung oleh pegawai BI Sultra.
Sebagai informasi, informasi BI Sultra memperluas jangkauan implementasi kampanye CBP Rupiah dan Penggunaan QRIS ke komunitas sekolah se-Kota Kendari.
Edukasi program dilaksanakan BI Sultra lewat ajang Rakor Edukasi CBP Rupiah dan Pengenalan Qris Kepala Sekolah SD dan SMP serta pengawas Sekolah se-Kota Kendari yang digelar Kantor BI Sultra, Sabtu (30/7/2022)
Sebanyak 126 Kepala Sekolah tingkat SD, 43 Kepala Sekolah SMP serta beberapa pengawas se-Kota Kendari digaet ikut dalam rakor perdana mengenai Edukasi CBP Rupiah dan Pengenalan Qris tersebut. Sebelum mengikuti sesi rakor, para Kepsek sempat dilatih praktik menggunakan layanan transaksi pembayaran yang berbasis digital QRIS maupun aplikasi sejenis yakni Link Aja dan OVO.
Deputi Kepala BI Sultra Aryo Wibowo mengatakan, pelibatan kepala sekolah adalah bagian strategi BI membangun ekosistem transaksi non tunai serta mendorong kecintaan kalangan pelajar terhadap uang rupiah.
Peran kepala sekolah sangat penting mengampanyekan transaksi non-tunai dan CBP ke kalangan pelajar yang menjadi peserta didiknya. Apalagi, para pelajar saat ini rerata sudah melek teknologi dan terbiasa menggunakan aplikasi digital seperti GoFood atau Grab yang juga menerapkan sistem pembayaran non tunai.
“Kita tidak hanya terpaku pada Pemda Digital untuk kampanye CBP Rupiah dan Pengenalan Qris, tapi penting untuk membangun itu dari komunitas sekolah. Hari ini ada ratusan kepala sekolah SD dan SMP yang dilibatkan baik swasta dan negeri,” ujar Aryo disela Rakor CBP Rupiah dan Pengenalan QRIS.
Setelah ini lanjut Aryo, edukasi QRIS dan kampanye CBP Rupiah akan menyasar bendahara sekolah hingga kantin-kantin yang memang banyak melakukan kegiatan transaksi di komunitas sekolah. Targetnya adalah para siswa maupun kalangan pendidik atau guru mulai beralih menggunakan transaksi non tunai serta paham bagaimana memperlakukan yang rupiah secara baik.
“Bendahara bahkan di kantin sekolah kita melihat masih banyak yang pakai non tunai. Ini nanti akan kita latih juga. harapannya komunitas di kalangan sekolah bisa terbangun. Setelah pelaku usaha, komunitas sekolah, target kami adalah komunitas wartawan dan guru-guru untuk kampanye CBP Rupiah dan pengenalan QRIS,” jelas Aryo.
Seiring itu, BI juga mendorong agar infrastruktur transaksi non tunai terus ditingkatkan agar pengguna layanan QRIS dapat berjalan simultan. Adm