LAJUR.CO, KENDARI – Jika Anda tengah berkunjung di Kota Kendari dan penasaran dengan sensasi makanan khas tradisional dari berbagai kabupaten di Sulawesi Tenggara, Kedai Ratu Alam dapat menjadi pilihan tepat berwisata kuliner. Restoran dengan desain unik ini kerap menjadi pengobat bagi mereka perantau yang rindu masakan tradisional kampung halaman.
Pendiri Ratu Alam Ali Rahman membuka cerita tentang cikal bakal berdirinya restoran tradisional yang ia rintis kepada awak media Lajur.co.
Kedai Ratu Alam yang terletak di kawasan Kantor Gubernur Sultra diketahui berdiri sejak tahun 2015. Pertama kali diresmikan, restoran ini hanya menjajakan sup jalangkote sebagai menu andalan. Pengunjungnya cukup ramai.
“Kedai ini ada karena saya punya kebiasaan suka nongkrong di warkop. Kurang lebih satu tahun berjalan dengan menu andalan Sup Jalangkote. Menu ini sampai sekarang masih ada. Karna menjadi cikal bakal berdirinya Kedai Ratu Alam 2,” ujar Ali Rahman kembali mengenang awal merintis bisnis resto makanan tradisional.
Kedai Ratu Alam kemudian melebarkan bisnis. Kuliner yang dijajakan tak hanya sup jalankote. Ada pilihan kuliner asal Kabupaten Muna di Sultra seperti kaparende, kabuto, lapa-lapa, kapinda, kabuto, cucur dan sayur kelor. Beberapa menu ini sangat jarang ditemui dalam
Untuk kalangan Suku Muna, menu lapa-Lapa dan kaparende sejatinya hanya tersedia hanya saat mementum lebaran Idulfitri dan Iduadha atau saat acara ‘haroa’ tertentu.
“Kita tawarkan makanan khas Muna yaitu kapinda, ikan kaparende dan makanan khas Muna yang lain. Menu ini kemudian menggugah selera konsumen. Mereka rindu akan masakan kampung tidak perlu lagi mengolah sendiri. Mereka bisa mengajak keluarga untuk menikmati hidangan tradisional,” sambungnya.
Dalam perjalanannya ragam kuliner ditawarkan di Kedai Ratu Alam makin komplit. Tidak hanya berasal dari Kabupaten Muna. Ada juga menu dari suku-suku lain di Sultra. Seperti paket sinonggi, kasuami ikan palumara, kerang dara dan lain-lain.
Paket Sinonggi merupakan makanan khas Tolaki yang merupakan suku terbesar di daratan Bumi Anoa. Pilihan paket sinonggi disajikan dengan menu ayam kampung tawaloho ikut menjadi primadona Kedai Ratu Alam.
Mereka yang berasal dari Wakatobi atau Kepulauan Buton dapat menyicipi menu Kasuami. Ini adalah panganan khas Suku Buton pengganti nasi yang terbuat dari ubi parut yang dikeringkan.
Kata sang owner, ia tidak memakai jasa koki atau chef khusus untuk semua makanan yang tersaji di Kedai Ratu Alam. Sebab mayoritas kuliner tradisional yang dijajakan diracik dengan bumbu khas yang sederhana.
Khusus untuk bahan baku sendiri, sambung Ali Rahman, ada beberapa menu yang khusus didatangkan langsung dari Kabupaten Muna Barat.
“Untuk bahan baku seperti kabuto, stoknya dikirim langsung dari Muna Barat, yang lain semua tersedia di Kota Kendari,” lanjut Ali Rahman.
Kendari Ratu Alam kemudian kian top di kalangan pecinta kuliner Kendari sebagai sebagai restoran dengan citarasa kampung halaman.
Perantau yang ingin merasakan masakan ala rumahan di kampung halaman tinggal merapat ke Kendari Ratu Alam. Pelanggannya pun ramai berasal dari berbagai kalangan.
Soal harga, kuliner yang ditawarkan oleh Kendari Ratu Alam terbilang ramah di kantong. Seporsi paket Sinonggi lengkap dengan Ayam Tawaloho hanya dibanderol hanya Rp 30 ribu. Menu lain rerata berada di bawah kisaran 30 ribuan per porsi.
Di hari kerja, Kedai Ratu Alam menyediakan menu prasmanan all you can eat. Semua kuliner yang disajikan secara buffet dapat Anda nikmati hanya dengan harga Rp 30 ribu.
Kekinian, Kedai Ratu Alam berencana menambah satu gerai restorannya di Jalan Boulevard atau M Jasin Kendari. Persisnya di kawasan Mapolda Sultra. Kedai Ratu Alam yang baru ini akan dilaunching pada November 2022 mendatang.
Kata Ali Rahman, kedainya akan tetap setia mengusung konsep makanan tradisional dari berbagai suku di Sultra walaupun ada beberapa variasi menu modern lain. Konsep restorannya pun nyaris sama persis. Dominan nuansa kayu dengan ornamen kelapa sebagai ciri khas Kedai Ratu Alam.
LAPORAN : NOVITA