BERITA TERKINIKESEHATANNASIONAL

Menurut Psikolog, 5 Topik Ini Sebaiknya Tidak Dibahas di Depan Anak!

×

Menurut Psikolog, 5 Topik Ini Sebaiknya Tidak Dibahas di Depan Anak!

Sebarkan artikel ini
Anak, berdebat bertengkar
Foto : Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Sering kali orang tua tidak menyadari bahwa percakapan sehari-hari dapat berdampak signifikan pada perkembangan mental dan emosional anak-anak kita.

Anak-anak adalah peniru ulung, mereka menyerap informasi dari lingkungan sekitar, termasuk dari apa yang mereka dengar dari percakapan orang dewasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati dalam memilih topik pembicaraan saat berada di dekat mereka.

Beberapa topik tertentu dapat menimbulkan kecemasan, kebingungan, atau bahkan mempengaruhi pandangan mereka tentang diri sendiri dan orang lain. Berikut ini adalah tujuh topik yang sebaiknya dihindari untuk dibahas di depan anak-anak. Simak!

1. Masalah Keuangan Keluarga

Membahas masalah keuangan keluarga di depan anak-anak dapat menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman pada mereka. Anak-anak belum memiliki pemahaman yang matang tentang keuangan, sehingga diskusi tentang kesulitan finansial dapat membuat mereka khawatir akan stabilitas keluarga.

Psikolog klinis Laura Markham menyarankan agar orang tua menghindari pembicaraan detail mengenai masalah keuangan di depan anak-anak, karena mereka belum memiliki kapasitas kognitif untuk memahaminya sepenuhnya. Namun, orang tua dapat mengajarkan konsep dasar pengelolaan uang dengan cara yang sesuai usia, seperti menjelaskan pentingnya menabung untuk mencapai tujuan tertentu tanpa membebani mereka dengan kekhawatiran finansial.

Baca Juga :  Libur Lebaran Berujung Petaka, Dua Pengunjung Pantai Mutiara Buteng Alami Kecelakaan Jet Ski

2. Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Seringkali, orang tua tanpa sadar membandingkan anak mereka dengan saudara kandung atau teman sebayanya sebagai motivasi. Namun, tindakan ini dapat merusak harga diri dan kepercayaan diri anak.

Psikolog klinis Laura Markham pada CNA Breaking News menekankan bahwa perbandingan semacam itu dapat membuat anak merasa tidak cukup baik dan menimbulkan persaingan yang tidak sehat antara saudara. Sebaliknya, orang tua disarankan untuk menghargai dan memuji usaha serta pencapaian individu setiap anak, membantu mereka mengembangkan rasa percaya diri dan kompetensi tanpa merasa dibandingkan dengan orang lain.

3. Kritik terhadap Penampilan Fisik

Mengomentari penampilan fisik, baik milik sendiri, anak, atau orang lain, di depan anak-anak dapat berdampak negatif pada citra tubuh dan harga diri mereka. Anak-anak yang sering mendengar kritik tentang penampilan cenderung menginternalisasi standar kecantikan yang tidak realistis, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Baca Juga :  Festival Wowine Wakatobi Masuk Kalender Event Nasional 2025, Rayakan Keberanian Perempuan Maritim

Psikolog Laura Markham melalui wawancara bersama BBC News mengingatkan bahwa anak-anak menyerap apa yang mereka dengar, dan kritik terhadap tubuh dapat menyebabkan masalah citra tubuh di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menghindari komentar negatif tentang penampilan dan fokus pada aspek positif lainnya, seperti keterampilan atau sifat baik yang dimiliki seseorang.

4. Pertengkaran dengan Pasangan

Anak-anak yang menyaksikan pertengkaran antara orang tua dapat mengalami stres dan ketidakstabilan emosional. Meskipun konflik adalah bagian normal dari hubungan, penting untuk menyelesaikannya secara konstruktif dan, jika memungkinkan, tidak di depan anak-anak.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa konflik orang tua dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional anak dan pandangan mereka tentang hubungan di masa depan. Dengan menjaga diskusi yang berpotensi memicu konflik jauh dari pendengaran anak-anak, orang tua dapat membantu menciptakan lingkungan rumah yang aman dan mendukung bagi perkembangan emosional mereka.

Baca Juga :  Kasus Influenza Anak di RI Tinggi, Waspadai Gejala Flu yang Bisa Berujung Fatal

5. Kritik Negatif terhadap Prestasi Akademis

Memberikan kritik yang berlebihan atau negatif terhadap prestasi akademis anak dapat menurunkan motivasi dan rasa percaya diri mereka. Anak-anak yang terus-menerus dikritik mungkin merasa bahwa usaha mereka tidak pernah cukup, yang dapat mengarah pada stres dan kecemasan terkait sekolah.

Dilansir dari Forbes, Psikolog Laura Markham menyarankan agar orang tua lebih fokus pada usaha dan proses belajar anak daripada hanya hasil akhir. Pendekatan ini membantu anak memahami bahwa belajar adalah proses yang berkelanjutan dan bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran, sehingga mereka merasa didukung dan termotivasi untuk terus mencoba. Adm

Sumber : Beautynesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x