LAJUR.CO, KENDARI – Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Laudin mengungkapkan, pihaknya menyusun berbagai strategi untuk memperkuat peran museum sebagai pusat edukasi di Provinsi Sultra. Laudin menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi di era digital saat ini.
“Museum tidak boleh stagnan. Kami harus bergegas dan berkembang untuk memastikan budaya lokal tetap dikenal dan dihargai,” ujar Laudin, Senin (9/9/2024).
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Kewajiban Kebudayaan, Laudin menekankan pentingnya koordinasi dengan akademisi, praktisi budaya, budayawan, dan pemerintah. Salah satu strategi utama adalah program sosialisasi museum, yang melibatkan kunjungan ke sekolah-sekolah dan pameran temporer untuk mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda.
“Kami melaksanakan program sosialisasi museum dengan kunjungan dari berbagai kota di Sultra dan mengundang sekolah-sekolah untuk pameran temporer,” jelas Laudin.
Pihak museum juga membuka diri terhadap kritik dan masukan masyarakat untuk perbaikan berkelanjutan. “Kritik dan masukan masyarakat sangat penting untuk perbaikan. Kami percaya dengan mendengarkan feedback, kami dapat memperbaiki dan mengembangkan museum lebih baik lagi,” tambahnya.
Laudin juga menyoroti pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur museum, serta penyediaan informasi yang memadai tentang koleksi.
“Kami fokus pada pelatihan SDM dan perbaikan infrastruktur agar koleksi di museum bisa lebih informatif. Kami ingin setiap benda di museum dapat ‘berbicara’ sendiri dengan informasi lengkap tanpa bergantung pada pemandu,” ungkap Laudin.
Ia berharap, keberadaan museum dapat menarik lebih banyak pengunjung dan memberikan pengalaman edukasi yang bermakna kepada semua kalangan.
“Tolak ukur kesuksesan museum adalah banyaknya pengunjung. Kami berharap pameran temporer dan pameran tetap dapat meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap budaya Sultra,” ujar Laudin.
Melalui strategi-strategi ini, diharapkan Museum Sultra dapat menjadi pusat edukasi yang efektif dan menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya.
Laporan: Ika Astuti