HEADLINENASIONAL

Nasib Industri Media Indonesia di Simpang Jalan: Konten dan Bisnis Jadi Kunci

×

Nasib Industri Media Indonesia di Simpang Jalan: Konten dan Bisnis Jadi Kunci

Sebarkan artikel ini
Talkshow Industri Media di Simpang Jalan. Foto : Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Nasib industri media di Tanah Air tengah memasuki persimpangan jalan, atau lebih tepatnya era ketidakpastian. Hal ini mendapatkan perhatian serius dari sejumlah jurnalis, Dewan Pers, sampai pemilik media.

Media Solopos bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) lantas mengadakan acara Virtual Talkhow berjudul “Industri Media di Simpang Jalan”. Diskusi ini telah diunggah di akun YouTube SoloposTV, Senin (12/10/2021).

Acara digelar demi membedah nasib industri media di Indonesia, baik media konvensional ataupun media sosial. Industri media saat ini diyakini sedang memasuki era perubahan yang pesat.

“Kita sedang memasuki era di mana ketidakpastian adalah kepastian. Jadi kita itu pada era di mana perubahan terjadi terus menerus,” kata Anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo seperti dikutip Suara.com, Selasa (12/10/2021).

“Dan kita tidak tahu persis di depan kita ini seperti apa. Apakah setelah ada persimpangan ini jalannya lurus, atau ada pertigaan kita tidak tahu,” lanjutnya.

Baca Juga :  Polisi Memastikan Pergantian Pelat Nomor Putih, Gratis!

Agus membicarakan bagaimana nasib media konvensional dan media sosial, apakah bisa bertahan atau tidak. Ia membandingkannya dengan situasi di negara-negara Eropa, yang sudah mulai menemukan formula untuk mempertahankan media konvensional maupun media sosial.

https://www.youtube.com/embed/EYmzOct-dQY “Mereka sudah menemukan model-model keberlanjutan bermedia. Mulai dari model bisnis, bagaimana model jurnalisme, bagaimana sistem distribusi konten, itu mereka sudah mulai menemukan bentuk-bentuknya,” jelas Agus.

“Negara juga mulai paham bagaimana mereka hadir untuk menyehatkan sistem media. Terakhir, masyarakat di Eropa mereka sudah paham untuk apa saya mengakses media sosial dan untuk apa mengakses media konvensional. Masyarakat sudah mulai memilah-milah,” sambungnya.

Atas dasar itu, Agus meyakini industri media di Indonesia tidak akan mati. Namun, media konvensional dan media sosial hanya bisa bertahan jika memenuhi syarat-syarat dan mencontoh negara Eropa.

“Media tidak akan mati, tapi dengan syarat-syarat,” tegasnya.

Baca Juga :  Kapolri-Dewan Pers Sepakat Cegah Polarisasi Pemilu

Dalam kesempatan ini, Ketua Asosiasi AMSI, Wens Wanggut juga mengungkapkan tantangan media di Indonesia di masa disrupsi. Ia mengatakan pihaknya selalu fokus akan bisnis dan konten demi menjaga media tetap hidup.

“Jika di AMSI, ada dua hal yang dilakukan untuk membuat media tetap hidup. Satu dari sisi konten, dua dari sisi bisnis. Kita kalau mau berusaha agar media-media ini tetap hidup dan tetap untung, mau tidak mau media harus merapikan diri dari sisi bisnis,” jelas Wens.

“Merapikan diri dari sisi bisnis ini ujungnya adalah menyangkut konten. AMSI misalnya, berusaha mendekatkan brand pemerintah atau swasta, dengan teman-teman media dan agensi,” lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Solopos Media Group, Arif Budisusilo menanggapi perubahan industri media dengan positif. Ia percaya peninggalan media konvensional tidak akan pernah mati.

Senada dengan Agus Sudibyo, Arif menilai media di Indonesia perlu menemukan formula yang cocok untuk lepas dari masa disrupsi. Setelah kondisi stabil, maka media akan terus bertahan dengan regulasi yang ada.

Baca Juga :  Stand PT Vale Jadi Primadona Pencari Kerja Selama Ajang Unhas Career Expo

“Saya sangat percaya bahwa legacy media tidak akan mati. Karena bagaimana pun, ketika equilibrium ini kemudian bisa dibentuk, dan mulai kelihatan,” jelas Arif.

Arif juga memuji Dewan Pers, AMSI, beserta asosiasi media lainnya yang terus memperkuat regulasi dan media. Selain itu, mereka juga berusaha menjaga memberikan literasi media kepada masyarakat.

“Apa lagi Dewan Pers sangat aktif bersama AMSI dan lain-lain untuk memperkuat regulasi, ekosistem, dan bagaimana literasi media kepada publik. Saya rasa ini akan memberikan jalan baru,” ucap Arief.

“Apakah itu bukan jalan belok kiri atau belok kanan, tapi ini akan menjadi jalan baru bahwa media akan menemukan cara baru yang pas dan relevan dengan perubahan teknologi, masyarakat, dan bisnis,” pungkasnya.

Sumber : Suara.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x