LAJUR.CO, KENDARI – Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sepanjang tahun 2024, PAD laboratorium ini berhasil menaikkan angka PAD yang cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Dengan performa baru, Laboratorium DLH Sultra optimis dapat menaikkan status laboratorium lingkungan pada tahun 2025.
Kepala UPTD Laboratorium DLH Sultra Rusni Woa, menyatakan kontribusi PAD dari pengujian sampel di Laboratorium DLH Sultra meningkat sejalan dengan peningkatan status akreditasi laboratorium tersebut.
Pada tahun 2024, kontribusi PAD laboratorium mencatatkan peningkatan pesat, dengan pencapaian sebesar Rp130 juta hingga akhir tahun. Sebelumnya, PAD disumbangkan Laboratorium Lingkungan DLH Sultra rerata berada di bawah angka Rp100 juta.
“Dengan pencapaian ini, kami menargetkan PAD sebesar 75% atau sekitar Rp200 juta pada tahun 2025. Kami optimis dapat mencapainya dengan terus memperbaiki sistem pengelolaan dan pemanfaatan alat yang ada,” ujar Rusni Woa pada Jumat (13/12/2024).
Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, pendapatan PAD hanya tercatat sebesar Rp25 juta. Peningkatan ini berkat perbaikan tata kelola, peningkatan status akreditasi serta perfoma kinerja dan layanan Laboratorium DLH Sultra.
Kendala & Langkah Strategis Pengembangan Laboratorium
Di ditengah tingginya permintaan pengujian sampel, Laboratorium DLH Sultra menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah kelengkapan alat dan kompetensi SDM.
Rusni Woa menjelaskan, alat dimiliki Laboratorium DLH Sultra belum bisa maksimal melakukan pengujian berbagai sampel. Padahal, kebutuhan penguji sampel di lab sangat tinggi untuk beberapa parameter. Selain itu, kekurangan dalam kompetensi SDM menjadi hambatan lain dalam pengembangan laboratorium. Padahal, dengan dukungan peralatan pengujian sampel yang memadai, Laboratorium DLH Sultra bisa lebih maksimal menyetorkan PAD di sektor ini.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Laboratorium DLH Sultra diantaranya bertahap mengadakan in-house training dengan menghadirkan narasumber dari Universitas Halu Oleo (UHO) dan Jakarta. Pelatihan tersebut mencakup penguasaan alat laboratorium seperti Spektroskopi Serapan Atom (AAS) dan pengujian langsung. Beberapa peralatan lab dengan tingkat kebutuhan pengujian sampel tinggi di daerah juga perlahan dilengkapi guna memaksimalkan PAD.
Selanjutnya, pada tahun 2025 mendatang, tujuh analis Laboratorium DLH Sultra rencananya akan diikutsertakan pada program sertifikasi untuk mendukung peningkatan kapasitas dan status laboratorium.
Inovasi dan Rencana Pengembangan Laboratorium DLH Sultra
Laboratorium DLH Sultra telah mengusulkan dua ruang lingkup pengujian baru, dengan 20 parameter yang terdiri dari 10 parameter untuk air sungai dan 10 parameter untuk air limbah. Parameter yang sering diuji di laboratorium ini mencakup Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solids (TSS), dan Total Dissolved Solids (TDS).
Pada tahun 2025, untuk mendukung pelayanan yang lebih baik, Laboratorium DLH Sultra merencanakan penambahan alat spektrofotometer untuk menguji logam dalam air serta alat HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning) yang dapat mengukur PM 2,5.
“Kami sudah memiliki alat untuk PM 10, dan alat untuk PM 2,5 sangat dibutuhkan, terutama untuk perusahaan yang membutuhkan pengujian kualitas udara,” jelas Rusni Woa.
Ia menyatakan, saat ini total 62 perusahaan di Sultra diantaranya berasal dari Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, dan Kabaena telah menjalin kerja sama dengan laboratorium DLH Sultra.
“Yang rencana akan bermitra di tahun depan ada tambahan 28 perusahaan di Konsel, 18 di Konkep, dan 16 perusahaan di Kabaena yang sudah menandatangani MoU,” tambah Rusni.
Arahan Pj Gubernur dan Sekda Sultra Beri Kontribusi PAD
Kepala DLH Sultra DR Andi Makkawaru mengakui bahwa peningkatan PAD Laboratorium DLH Sultra sejalan dengan arah kebijakan Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto dan Sekda Sultra Asrun Lio. Keduanya mendorong setiap lembaga pemerintah melakukan inovasi dan peningkatan kualitas pelayanan agar sehingga berdampak pada peningkatan PAD Provinsi Sultra.
“Komitmen kami adalah menjalankan apa yang menjadi aahan dari Bapak Pj Gubernur yang prihatin akibat Sultra yang masuk katagori pemerintah daerah berfiskal rendah serta atensi Bapak Sekda selaku ketua tim penerimaan jasa retribusi daerah yang kemudian diimplementasikan dengan baik oleh Kepala Lab Ibu Rusni Woa,” jelas Andi Makkawaru.
Menindaklanjuti hal tersebut, Laboratorium DLH Sultra melakukan pembenahan menyeluruh terhadap performa laboratorium, termasuk meningkatkan standarisasi pelayanan, pengujian hingga tenaga analis.
“Alhamdulillah tahun ini, pendapatan kami meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami berharap dapat terus meningkatkan pelayanan dengan adanya investasi dan penggunaan laboratorium DLH Sultra oleh perusahaan-perusahaan lokal,” ujar Andi Makkawaru.
Kata Rusni Woa, pembenahan menyeluruh mencakup sarana prasarana laboratorium, kelengkapan ruangan dan fasilitas pendukung.
“Wajah Laboratorium DLH Sultra kami ubah layaknya standardisasi layanan laboratorium. Dari pintu masuk Laboratorium DLH Sultra, visitor wajib mengikuti ketentuan lab seperti wajib melepas alas kaki menjamin sterilisasi ruangan. Dulu belum seperti ini. Dengan keterbatasan anggaran kami mengupayakan memenuhi kelengkapan alat uji di lab, meningkatkan kompetensi analis,” jelasnya. Adm