LAJUR.CO, KENDARI – Masjid Agung Al-Kautsar Kendari menjadi salah satu yang dikunjungi Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin dalam agenda Safari Ramadan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 20-21 Maret 2024. Tepat malam ke-10 Ramadan 1445 Hijiriah, rombongan Wapres RI bersama Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto melakukan Salat Isya sekaligus Salat Tarawih di rumah ibadah dulunya dikenal sebagai Masjid Tentara.
Salat Isya jemaah Salat Isya saat itu dipimpin Imam Besar Masjid Agung Al-Kautsar K.H. Mursidin, Sementara Imam Salat Tarawih oleh H. Arif Muhamad. Selepas Salat Isya, Wapres yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini didaulat memberikan tausiah yang mengangkat nilai dan hikmah dari ibadah puasa dalam bulan suci Ramadan. Ia menekankan bahwa puasa adalah ibadah spesial umat muslim di Bulan Ramadan.
“Semua amal ibadah itu untuk manusia. Kecuali puasa, itu untuk saya, kata Allah. Dan saya yang akan membalasnya. Apakah yang lain tidak dibalas, yang lain dibalas oleh Allah. Cuma puasa itu spesial. Balasannya itu besar sekali,” ujar Wapres mengutip sebuah hadits qudsi.
Menilik sejarah, Masjid Agung Al-Kautsar Kendari yang dibangun sejak tahun 1976 tidak hanya berfungsi pusat kegiatan ibadah dan syiar islam. Masjid bersejarah yang berdiri di puncak bukit sekaligus menjadi ikon wisata religi di Bumi Anoa.
Histori panjang mengawali proses pembangunan masjid yang beralamat di Jalan Drs. H. Abdullah Silondae Kendari tersebut. Sebelum bertranformasi menjadi masjid megah seperti saat ini, tahun 1962 masyarakat lebih mengenal Masjid Agung Al-Kautsar sebagai Masjid Komando Resor Militer (Korem) atau Masjid Tentara. Maklum, bangunan masjid kala itu berdiri di atas lahan milik Korem 143 Haluoleo.
Dari laman duniamasjid.islamic-center.go.id, diketahui pondasi pertama Masjid Agung Al-Kautsar mulai diletakkan pada tahun 1976. Areal masjid dulunya merupakan kawasan berupa rawa-rawa.
Ide pembangunan masjid sendiri digagas Gubernur Sultra ketiga Brigjend H. Edy Sabara (1966-1967), estafet berlanjut ke tangan pasang Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra Drs. H. Abdullah Silondae – Brigjen H. Arifin Sugianto, dan direalisasikan tuntas oleh Gubernur Sultra ke-5 Ir. H. Alala.
Nama Masjid Agung Al-Kautsar kemudian resmi disematkan pada bangunan rumah ibadah tersebut karena dinilai sangat kaya makna. Al-Kautsar merupakan surat ke-108 dalam kitab suci Al-Quran. Menurut pencetus nama ini, Kepala Kanwil Agama Sulawesi Tenggara K.H. Baedawie, Al-Kautsar berarti pemberian nikmat yang berlimpah kepada umat manusia.
Secara keseluruhan, bentuk awal masjid ini terdiri dari bangunan induk satu lantai, tempat wudhu, WC, kantor, perpustakaan, dan pelataran. Masjid juga dilengkapi kolam air mancur dan menara. Kala itu, bagian depan masjid belum berpintu.
Pada periode 2003-2008, masjid dipercantik dengan penambahan lantai dua di sisi kanan dan kiri, kaca jendela, teras depan, pembangunan dua buah mimbar, dan ruang istirahat imam. Kolam dan air mancur di depan masjid direhabilitasi menjadi pelataran baru.
Pada perkembangannya, mimbar diubah kembali menjadi satu saja. Masjid pun diperindah dengan seni kaligrafi Asma’ul Husna di kubah bagian dalam. Saat kita menengadah, akan tampak sederet huruf Arab memesona yang tidak lain adalah nama – nama agung Allah SWT. Selain itu, di dinding masjid terlukis lafaz zikir kepada Sang Pencipta.
Di samping kemegahan bangunannya, Masjid Agung Al-Kautsar juga memiliki kelebihan dalam hal lokasi. Posisinya yang berada di atas bukit membuat masjid ini terlihat sangat memukau.
Masjid ini juga merupakan saksi bisu bencana alam yang sempat melanda Kota Kendari pada Senin pagi tanggal 25 April 2011. Ketika itu, gempa berkekuatan 6.0 Skala Richter mengguncang Kota Kendari, menyebabkan salah satu satu kubah kecil Masjid Agung Al Kautsar miring.
Potret Masjid Agung Al-Kautsar yang memiliki daya tampung 7.000 jemaah kini kian estetik setelah beberapakali proses revitalisasi dan rehabilitasi oleh pemerintah. Arsitektur masjid kian mewah dengan penambahan pilar-pilar raksasa berwarna putih plus ornamen dekoratif modern khas Islam. Adm