BERITA TERKINIHEADLINENASIONAL

Staf Ahli Menteri LHK RI Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Sultra

×

Staf Ahli Menteri LHK RI Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Sultra

Sebarkan artikel ini
Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Dr. Tasdiyanto, S.P,.M.Si

LAJUR.CO, KENDARI – Isu pemanasan global dan perubahan iklim tengah menjadi perbincangan hangat yang mesti segera di atasi. Sejumlah peristiwa sebagai akibat dari perubahan iklim dan gas rumah kaca mengancam kehidupan seperti tingginya permukaan air laut, bencana alam serta masalah produktivitas tanaman pangan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mempunyai target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dan dijadikan sebagai program nasional. Program pengendalian iklim tersebut dijalankan melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 168/MENLHK/PKTL/PLA.1/2022 tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.

Sebagai tindak lanjutnya, maka surat keputusan disosialisasikan hingga ke skala regional dan diwujudkan dalam susunan rencana kerja untuk mencapai FOLU Net Sink 2030 sebesar -140 juta ton CO²e. Sebanyak 22 provinsi di Indonesia menjadi sasaran roadshow sosialisasi FOLU Net Sink 2030.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Kendari Terbitkan Surat Edaran Minta Warga Siap Siaga Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Khusus di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sosialisasi itu berlangsung secara hybrid selama dua hari, mulai Rabu – Kamis (8-9/3/2023) di Hotel Claro Kendari.

Forum ini diikuti kurang lebih 130 orang dari akademisi, mitra kerja Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup Sultra serta instansi terkait.

Gubernur Sultra Ali Mazi yang diwakili Asisten I Administrasi Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sultra Suharno menjelaskan, pentingnya forum tersebut sebagai wadah untuk membahas mekanisme dan aturan pemanfaatan hutan agar tidak beralih fungsi. Mengingat Sultra merupakan salah satu wilayah yang kaya akan sumber daya alam seperti nikel. Ketersediaan nikel dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan lithium sebagai sumber energi mobil dan motor listrik.

“Sultra sebagai masa depan Indonesia, memiliki ketersediaan lithium sebagai bahan baku kendaraan listrik. Banyak yang berlomba mengajukan perizinan pemanfaatan kawasan. Forum ini sangat penting untuk menjaga kesinambungan dan keberlanjutan sumber daya alam yang kita punya ini,” ulas Suharno dalam sambutannya.

Baca Juga :  Pesan Ali Mazi Saat Buka Turnamen Bola Voli Sultra Cup 2023

Suharno menuturkan sekaligus mengingatkan untuk tidak hanya mengeksploitasi hutan tanpa melakukan konservasi sebagai cara tetap menjaga kelestariannya. Ditambah lagi, keterbukaan pemerintah terhadap investor yang masuk di Bumi Anoa harus tetap mengedepankan komitmen untuk menjaga lingkungan.

Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Dr Tasdiyanto pun menegaskan bahwa aktivitas manusia secara kolektiflah yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. Perubahan iklim terjadi karena adanya berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan listrik dari bahan bakar fosil, kebakaran hutan dan lahan, serta degradasi dan deforestasi semakin menyusut.

Untuk itu, untuk mewujudkan Indonesia emas, semua lintas generasi dalam lintas disiplin di berbagai lintas sektor harus berinovasi secara kolektif memikirkan solusi dari masalah tersebut.

Baca Juga :  Perhatian! Subsidi Kendaraan Listrik Diumumkan Hari Ini

“Pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat perilaku kolektif manusia dari berbagai kegiatan. Maka semua lintas generasi harus memikirkan solusinya, itu untuk mewujudkan Indonesia Emas,” papar Tasdiyanto.

Ada beberapa aksi mitigasi yang menjadi langkah-langkah untuk mencapai FOLU Net Sink 2030 ini. Diantaranya Pengurangan laju deforestasi lahan mineral, Pengurangan laju deforestasi lahan gambut, Pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral, Pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut dan Pembangunan hutan tanaman.

Mitigasi berikutnya adalah sustainable forest management, rehabilitasi dengan rotasi, rehabilitasi non rotasi, Restorasi gambut, perbaikan tata air gambut dan Konservasi keanekaragaman hayati dan perhutanan sosial.

Langkah lainnya yakni introduksi replikasi ekosistem, ruang terbuka hijau dan ekoriparian, pengembangan dan konsolidasi hutan adat dan pengawasan dan law enforcement dalam mendukung perlindungan dan pengamanan kawasan hutan. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x