LAJUR.CO, KENDARI – Salah satu kebiasaan yang paling banyak dilakukan selama bulan puasa adalah langsung tidur setelah mengonsumsi sahur. Hal ini kerap dilakukan lantaran memang tak jarang rasa kantuk masih begitu terasa setelah sahur.
Sebenarnya apakah kebiasaan langsung tidur setelah sahur ini boleh dilakukan? Pengajar Prodi Kedokteran Keluarga FKUI dr Marinda Asiah Nuril Haya, MMed Sci, PhD menuturkan bahwa langsung tidur tepat setelah makan sahur sebaiknya tidak dilakukan. Ia menuturkan bahwa ada baiknya memberikan jeda setelah makan selama beberapa jam saat sahur.
Jika jeda beberapa jam sudah dilalui, maka boleh-boleh saja tidur setelah itu.
“Kalau kita habis makan terus tidur, ya tidurnya kurang berkualitas terus berisiko baliknya makanan ke atas ke kerongkongan lagi. Nanti jadinya bisa menyebabkan masalah kesehatan lain, salah satunya GERD,” ucap dr Nuril ketika dihubungi detikcom, Kamis (14/3/2024).
“Jadi tidak disarankan untuk setelah sahur itu langsung tidur, biasanya kasih jeda dulu, sholat subuh, ibadah pagi, baru habis itu kalau masih ada waktu sebelum kerja bisa tidur lagi. Tidurnya dengan posisi kepala yang lebih tinggi,” sambungnya.
Menurut dr Nuril, penting untuk masyarakat bisa mengatur pola tidur selama bulan puasa. Ia menuturkan selama bulan puasa kualitas dan durasi tidur seseorang mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Padahal ini berkaitan erat dengan performa kesehatan dan kualitas puasa itu sendiri. Saat seseorang tidur, tubuh akan membangun sel-sel imun dan juga melakukan perbaikan fungsi otot, tulang, dan organ lainnya.
“Untuk itu kita perlu menjaga pola tidur, sehingga setidaknya tidur minimal empat jam berturut-turut. Itu paling minimal selama bulan puasa,” kata dr Nuril.
Karena durasi tidur selama puasa berkurang, oleh karena itu penting untuk meningkatkan kualitas tidur saat bulan puasa. Jika sulit memperbaiki kualitas tidur, ada baiknya masyarakat berusaha untuk mencari waktu tidur sebagai ‘kompensasi’ kurangnya kebutuhan tidur selama 7-9 jam. Salah satunya bisa didapatkan setelah selesai sahur dan solat subuh.
Namun, perlu dicatat bahwa penggantian jam tidur sebaiknya dilakukan secara konsisten. Hal ini perlu dilakukan agar tidak merusak jam biologis tubuh.
“Dalam tubuh kita kan ada jam biologis ya yang biasanya mengatur kapan kita tidur dan kapan bangun. Supaya jam biologis kita pun tetap teratur, sebisa mungkin waktu kita tidur dan waktu kita bangunnya itu konstan selama bulan puasa, supaya ritmenya teratur,” pungkasnya. Adm
Sumber : Detik.com