LAJUR.CO, KENDARI – Potret arena latihan dayung di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga kini masih jauh dari kata layak. Kondisi asrama yang kumuh berlokasi di Kendari Beach itu menjadi potret lumrah ditempati para atlet selama bertahun-tahun.
Padahal, cabang olahraga dayung ini punya andil besar menorehkan prestasi membanggakan untuk daerah Bumi Anoa. Medali emas acap kali dibawa pulang atlet yang unjuk kebolehan di berbagai event olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
Namun, sudah tiga kali berganti gubernur di Sultra, fasilitas para atlet ini belum juga mendapat sentuhan dari pemerintah. Tiga periode kepemimpinan Gubernur Sultra mulai dari Nur Alam, Teguh Setya Budi hingga Al Mazi, fasilitas olahraga penyumbang medali emas tersebut tak juga direnovasi.
Dari kejauhan, arena latihan olahraga itu sudah terlihat kumuh. Beberapa tiang kayu yang menjadi tumpuan tribun sudah rusak bahkan ambruk.
Tribun sebagai arena dayung sekaligus tempat parkir peralatan dayung kondisi lebih miris. Beberapa area tampak lapuk dan hancur dimakan rayap. Bagian lain konstruksi tribun juga banyak yang copot dan nyaris roboh. Sisi atap terlihat bolong. Demikian juga pijakan tribun banyak yang tanggal.
“Untuk renovasi saya kurang tau kapan, dan asrama masih seperti dulu. Kami cuma sebagai pelatih tidak tau kapan direnovasi,” kata pelatih di PPLP akrab disapa Bang Juki, Minggu (1/10/2023).
Guna mendukung aktivitas latihan dan persiapan bertanding, rencana pemindahan asrama dayung pernah sampai di telinga para atlet. Namun tidak pernah ada informasi pasti mengenai pemindahan para atlet dayung ke tempat yang baru dengan fasilitas memadai.
“Rencana tahun depan kita akan dipindahkan ke Sentra SKO yang di Ranomeeto,” kata seorang pedayung bernama Rafli kepada awak Lajur.co, Senin (30/10/2022).
Beberapa atlet bahkan pernah berencana hengkang ke daerah lain akibat tidak mendapat perhatian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra. Mereka mengaku selalu ditarget mendulang emas namun tidak mendapatkan perhatian serius perihal kebutuhan penunjang saat latihan.
Nasib atlet dayung berprestasi ini berbeda dengan atlet cabor lain seperti buku tangkis dan lainnya. Hal sederhana seperti penyambutan saat pulang usai berkompetisi pun tidak dirasakan atlet.
Terkini, nahkoda Sultra berganti dan berada di tangan Andap Budhi Revianto sebagai penjabat gubernur. Baik atlet maupun pelatih dari cabor dayung ini menaruh harapan besar kepada mantan Sekjen Kemenkumham RI ini.
“Harapannya bisa lebih diperhatikan terutama di tempat atau fasilitas sarana latihannya,” ujarnya. Red