BERITA TERKINIHEADLINE

Warisan Budaya Kerajaan Muna, Mini ‘Kaghati Kolope’ Turut Meriahkan Festival Layang-layang di Tunisia

×

Warisan Budaya Kerajaan Muna, Mini ‘Kaghati Kolope’ Turut Meriahkan Festival Layang-layang di Tunisia

Sebarkan artikel ini
Pelayang Internasional, Juan Kristoforus Oematan Meko berpose memegang mini Kaghati Kolope saat mendarat di Bandara Tunisia.

LAJUR.CO, KENDARI – Karya Suharmin, seorang pembuat layangan di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sebuah “Kaghati Kolope'” atau umumnya dikenal layang-layang purba kini mewarnai pameran kesenian di kancah internasional.

Layangan purba tertua di dunia, “Kaghati Kolope” ini dibuat dalam bentuk ukuran mini sehingga bisa dibawa kemana-mana dan dijadikan sebagai cinderamata. Karya Suharmin ikut andil dalam kemeriahan acara Djerba International Kite Festival Tunisia 2024 di Hotel Marhala, Pulau Djerba, Tunisia, Jumat (30/8/2024).

“Langkah dan harapan baru Mini Kaghati Kolope sampai ke Tunisia. Saya berharap bisa berkontribusi di festival layang-layang internasional disana & menjadi koleksi museum di sana. Semoga berikutnya pemilik karya juga bisa kesana,” kata Suharmin.

Baca Juga :  CIMB Niaga - Fisip UHO Jalin Kemitraan: Pacu Soft Skill Mahasiswa dan Edukasi Literasi Keuangan

Mini ‘Kaghati Kolope’ ini dibawa ke Tunisia oleh seorang pelayang internasional asal Indonesia, Juan Kristoforus Oematan Meko. Juan memperkenalkan hal ihwal layangan purba asal Pulau Muna tersebut kepada para pengunjung festival dan sejumlah tokoh penting lainnya.

Festival dimaksud dibuka langsung Presiden Pelayang Tunisia, Mrs Kaw The disaksikan pejabat setempat. Pukulan gendang besar dan seruling khas Timur Tengah menandai dibukanya secara resmi festival layang-layang itu.

Baca Juga :  Optimalisasi Lahan Pesisir Konut, Mahasiswa Ilmu Tanah UHO Beri 100 Pohon Mangga ke Masyarakat

Kata Juan, acara itu diikuti beberapa negara diantaranya Jerman, Prancis, Belanda, Algeria, Maroko, Austria, China, Libanon, Libya, dan Amerika.

Tidak hanya ‘Kaghati Kolope’ yang dipamerkan dalam acara bergengsi itu, Juan juga memperkenalkan hasil karya khas Muna lainnya. Seperti di acara keliling festival, Juan mengenakan topi disebut Kampurui dari kain tenun dan bawahan kain bermotif.

“Saya memakai topi dan bawahan kain dari Pulau Muna. Saya pun memegang bendera Indonesia berkeliling kota Djerba untuk karnaval dengan musik tradisional Tunisia. Terima kasih untuk antusiasme masyarakat dan turis asing yang menyambut kami,” tutur Juan.

Baca Juga :  Melihat “Kaghati Kolope”, Layang-layang Purba Asal Muna Disulap Jadi Cinderamata Unik Khas Sultra

Layangan mini karya Suharmin itu juga banyak mejeng di museum layang-layang Marseille Prancis, museum layang-layang di Vietnam dan India.

Karya seni “Kaghati Kolope” diketahui telah ada sejak zaman kerajaan di Pulau Muna. Keberadaannya dibuktikan dengan adanya lukisan tangan manusia berbentuk layangan di dalam Gua Sugi Patani di Desa Liangkabori.

Konon, lukisan tangan itu ditemukan seorang antropolog Jerman bernama Wolfgang Bick. Hingga kini, Gua Liangkabori juga menjadi situs wisata sejarah dan kebudayaan yang kerap dikunjungi para wisatawan dari berbagai penjuru. Red








0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x