Selengkapnya, daftar negara yang berpotensi mengalami resesi yaitu:
- Sri Lanka,
- New Zealand,
- Korea Selatan,
- Jepang,
- China,
- Hongkong,
- Australia,
- Taiwan,
- Pakistan,
- Malaysia,
- Vietnam,
- Thailand,
- Filipina,
- Indonesia,
- India.
Apa itu Resesi ekonomi
Dikutip dari Kompas.com, resesi ekonomi atau biasa hanya disebut resesi adalah periode saat terjadi penurunan roda perekonomian yang ditandainya dengan melemahnya produk domestik brotu (PDB) selama dua kuartal berturut-turut (apa itu resesi).
Resesi ekonomi adalah juga ditandai dengan kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang. Resesi Indonesia pernah terjadi di tahun 1998.
Dengan kata lain, resesi ekonomi adalah pelambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi.
Sementara itu mengutip The Balance, resesi artinya penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya dalam tiga bulan lebih.
Sejumlah indikator yang bisa digunakan suatu negara dalam keadaan arti resesi antara lain terjadi penurunan pada PDB, merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.
Dampak resesi ekonomi
Mengutip keterangan National Bureau of Economic Research (NBER), secara umum apa itu resesi terjadi ketika negara masuk dalam periode jatuhnya aktivitas ekonomi, tersebar di seluruh sektor ekonomi, dan sudah berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, umumnya lebih dari 3 bulan.
Dampak ekonomi saat terjadi resesi adalah sangat terasa dan efeknya bersifat domino pada kegiatan ekonomi.
Contohnya, ketika investasi anjlok saat resesi, secara otomatis akan mengilangkan sejumlah lapangan pekerjaan yang membuat angka PHK naik signifikan. Produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional.
Jika tak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor seperti macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau juga sebaliknya terjadi deflasi.
Lalu neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa.
Dalam kondisi riilnya, banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah. Lalu banyak bisnis terpaksa harus gulung tikar.
Sumber: Kompas.com