LAJUR.CO, JAKARTA – Cara menurunkan risiko kematian dini bisa dilakukan melalui gaya hidup sehat, mulai dari disiplin makan hingga olahraga secara rutin.
Studi yang dipimpin Johns Hopkins menunjukkan bahwa seseorang yang mengadopsi beberapa gaya hidup sehat dapat menurunkan kemungkinan kematian dini dari semua penyebab hingga 80 persen.
Hasil studi tersebut sebagaimana dilakukan pada 6.200 pria dan wanita selama delapan tahun.
Lantas apa saja gaya hidup sehat yang bisa menurunkan risiko kematian dini?
Cara menurunkan risko kematian dini
1. Konsumsi makanan bernutrisi
Studi milik Johns Hopkins tersebut menemukan bahwa seseorang yang paling sehat adalah mereka yang mengikuti diet gaya Mediterania. Diet tersebut menuntut seseorang untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan buah-buahan dan sayuran segar.
Tak hanya itu, untuk bisa sehat Anda juga bisa mengonsumsi kacang, ikan, dan sesekali daging merah. Pasalnya, kacang kaya akan protein, serat, dan antrioksidan yang bermanfaat bagi tubuh.
Dilansir dari Healthline, menambahkan konsumsi kacang ke dalam rutinitas harian dapat menurunkan risiko kematian dini dan membantu memperpanjang umur lebih lama. Adapun asupan karbohidrat dapat diperoleh dari gandum.
2. Jaga berat badan
Selain memantau asupan makanan yang bergizi, menjaga berat badan juga bisa menjadi cara menurunkan risiko kematian. Dalam penelitian Johns Hopkins disebukan bahwa mempertahankan indeks massa tubuh (BMI) harus dilakukan, yakni rasio tinggi terhadap berat badan yang mengukur massa tubuh sebesar kurang dari 25.
Selain itu, berat badan yang berlebihan juga menyebabkan obesitas. Penyakit ini memicu beragam penyakit lainnya seperti penyakit jantung dan diabetes sehingga dapat meningkatkan risiko kematian.
3. Tetap terhidrasi
Konsumsi air putih yang cukup bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko kematian. Dokter Keluarga Bersertifikat Dewan dengan Strategi Kesehatan Holistik dr. Tomi Mitchell mengatakan, minum air sangat penting untuk sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.
“Minum banyak air sangat penting untuk kesehatan yang baik,” ujarnya, dilansir dari Eat This.
Menurut Mitchell, kondisi kekurangan air minum atau dehidrasi yang kronis dapat memperburuk kondisi kesehatan, seperti munculnya penyakit batu ginjal, kanker kandung kemih, hingga infeksi saluran kemih.
4. Tidak merokok
Mitchell menuturkan bahwa secara fakta merokok dapat berdampak parah pada harapan hidup dan meningkatkan risiko kematian.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa perokok lebih mungkin meninggal sebelum waktunya daripada bukan perokok, bahkan jika mereka hanya merokok sesekali,” jelas dia.
Bahkan, bukan hanya perokok aktif, paparan rokok yang kerap mengenai perokok pasif juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit pernapasan, kanker, dan masalah kesehatan lainnya.
5. Olahraga 30 menit
Olahraga selama 30 menit secara rutin setiap hari juga bisa menurunkan risiko kematian. Anda bisa membagi durasi olahraga itu ke dalam beberapa aktivitas, seperti jalan kaki selama 10 menit pada pagi hari, siang setelah makan siang, dan setelah makan malam.
Menurut Healthline, berolahraga secara rutih selama 15 menit dapat menurunkan risiko kematian hingga 4 persen. Temuan terbaru, berolahraga 150 menit per minggu mampu menurunkan risiko kematian dini hingga 22 persen.
6. Atur jam tidur
Sebuah studi baru-baru ini melaporkan bahwa umur panjang kemungkinan terkait dengan pola tidur yang teratur, seperti pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
Pasalnya, tidur sangat penting untuk mengatur fungsi sel dan membantu tubuh Anda sembuh. Durasi tidur juga bisa menjadi faktor untuk menurunkan risiko kematian dini. Durasi tidur yang terlalu sedikit dan terlalu banyak bisa sangat berbahaya.
Tidur kurang dari 5-7 jam per malam dikaitkan dengan risiko kematian dini 12 persen lebih besar. Sementara tidur lebih dari 8-9 jam per malam juga dapat mengurangi umur Anda hingga 38 persen.
7. Prioritaskan kebahagiaan
Merasa bahagia secara signifikan dapat meningkatkan umur panjang. Faktanya, individu yang lebih bahagia mengalami penurunan kematian dini hingga 3,7 persen selama periode studi 5 tahun.
Masih dilansir dari laman yang sama, sebuah penelitian terhadap 180 biarawati Katolik menunjukkan, mereka yang hidup dengan rasa bahagia di usia 22 tahun akan 2,5 kali lebih mungkin untuk tetap hidup enam dekade kemudian. Adm
Sumber : Kompas.com