LAJUR.CO, KENDARI – Balai Bahasa Provinsi (BBP) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyepakati rumusan dan rekomendasi sebagai bukti komitmen bersama Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di tahun 2025. Dua bahasa daerah target program revitalisasi adalah bahasa Tolaki dan bahasa Wolio.
Pemilihan dua lisan daerah tersebut bukan tanpa sebab. Kajian Balai Bahasa Sultra, di kalangan generasi muda rerata jumlah penutur dua bahasa daerah ini mengalami kemunduran alias terancam punah.
Komitmen RDP bahasa Tolaki dan bahasa Wolio ditandatangani bersama sejumlah stakeholder pada Rapat Koordinasi Antarpemangku Kepentingan pada 4-6 Mei 2025 di Kendari.
Beberapa pemangku kepentingan terlibat dalam pertemuan tersebut yaitu kepala daerah dan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan dari delapan kabupaten/kota, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra Yusmin, DPRD Kabupaten Buton Selatan, Kepala Bapeda Provinsi Sultra, dan kepala UPT Kemendikdasmen di Sultra.
Forum koordinasi membahas komitmen bersama dalam pelestarian bahasa daerah dan mekanisme pelaksanaan program Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2025 di Sultra.
Kepala BBP Sultra Dewi Pridayanti mengatakan, RBD ini merupakan program multitahun dan berkelanjutan.
Di Sultra, RBD mulai dilaksanakan pada tahun 2024 dengan satu bahasa sasaran, yaitu bahasa Tolaki. Pada tahun 2025, bahasa sasaran RBD ditambah menjadi dua bahasa.
“Di Sultra, terdapat 15 bahasa daerah yang berkembang terdiri atas 9 bahasa asli dan 6 bahasa pendatang. Namun, karena efisiensi dan keterbatasan anggaran Balai Bahasa, dua bahasa itulah (bahasa Tolaki dan Wolio) yang menjadi fokus program revitalisasi pada tahun ini,” jelasnya.
Dalam pemaparannya, Dewi menjelaskan program RBD BBP Sultra menyasar generasi muda. Harapannya, dengan pengajaran yang menyenangkan, generasi muda lebih memiliki sikap positif terhadap bahasa daerah dan budayanya.
“Melalui menyanyi, mendongeng, menulis cerpen, berkomedi tunggal, pidato, siswa (generasi muda) diharapkan lebih tertarik mempelajari bahasa daerah,” jelasnya.
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka (ASR) diwakili Kepala Dikbud Sultra Yusmin menyampaikan terima kasih kepada BBP Sultra atas upaya pelestarian dan pelindungan bahasa dan sastra daerah di Sultra.
Ia mendorong setiap daerah untuk terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan pelestarian bahasa dan sastra daerah.
Kata dia, pelestarian bahasa daerah sangat penting karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bahasa daerah menunjukkan sejarah, adat istiadat, dan perspektif orang yang menggunakannya. Dengan memastikan bahwa bahasa daerah tetap digunakan dan diwariskan, diharapkan pengetahuan, prinsip, dan perspektif lokal tetap relevan dan dihargai dalam masyarakat yang semakin global.
“Pelindungan bahasa dan sastra daerah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Mari kita jaga dan lindungi bahasa daerah kita, sebagai jati diri dan kebanggaan kita bersama,” tutupnya. Adm