LAJUR.CO, KENDARI – Pemasangan jembatan Bailey di jalur Jalan Trans Sulawesi, Desa Sambandete, Kabupaten Konawe Utara (Konut), mulai digarap pekan ini. Pada Kamis (1/5/2025), tim dari Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) turun langsung ke lokasi Jalan Trans Sulawesi yang sempat terputus akibat banjir.
Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Provinsi Sultra Martin Effendi Patulak yang turut memantau proses instalasi jembatan Bailey mengatakan bahwa seluruh material panel jembatan semi permanen sudah tersedia dan siaga di dekat tiang pancang.
“Saya cek lagi semua material jembatan Bailey. Lengkap, ada tiga segmen jembatan yang sudah tersedia di lokasi tiang pancang. Bronjong juga sudah mulai dikerjakan,” jelas Martin Effendi Patulak kepada Lajur.co via telepon seluler, Jumat (2/5/2025).
Menurut Effendi, saat tiba di lokasi, banjir sudah berangsur surut. Kondisinya sangat berbeda dibandingkan saat Dinas Cipta Karya Sultra mendampingi Gubernur Sultra Andi Sumangerukka serta Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae dalam kunjungan terpisah mengecek bencana banjir di Desa Sambandete, Rabu (9/4/2025) lalu.
Banjir yang menerjang infrastruktur Jalan Trans Sulawesi di Konut sempat mengubah akses transportasi vital masyarakat bak sungai dadakan. Akses transportasi antarprovinsi itu lumpuh total karena terendam banjir.
Rencana pemasangan jembatan Bailey pascabanjir sempat tertunda karena debit air yang masih sangat tinggi.
Kini, lanjut Effendi, beberapa kendaraan berskala besar sudah bisa melintas tanpa perlu menggunakan rakit untuk menyeberang.
“Untuk kendaraan roda empat berukuran kecil, masih harus menggunakan rakit pincara atau melewati jembatan kayu yang dibuat dari gabungan beberapa rakit. Biaya penyeberangan juga tidak semahal saat debit banjir tinggi,” ujarnya.
“Kendaraan besar sudah bisa lewat. Khusus kendaraan kecil dibuatkan jembatan. Tetap bayar. Bukan lagi pincara, tapi mirip jembatan; rakitnya disatukan karena ketinggian air tinggal sekitar 50 sentimeter,” tambahnya.
Dalam satu minggu ke depan, lanjut Effendi, tim Balai Jalan bersama Balai Sungai akan mengebut pemasangan jembatan Bailey agar arus transportasi kembali normal.
“Dalam satu minggu sudah bisa terpasang karena semua material sudah lengkap. Tim keamanan juga siaga di lokasi agar tidak terjadi pencurian material,” jelasnya.
Effendi menjelaskan biaya pemasangan jembatan Bailey ditanggung bersama oleh Pemprov Sultra, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sultra, dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Pemprov menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Bencana. Instalasi milik BPJN. Kita berharap pengerjaan ini cepat selesai karena masyarakat sangat antusias agar transportasi kembali lancar,” ungkapnya.
Sementara itu, rencana pembangunan jalan layang sebagai solusi jangka panjang penanganan banjir di jalur Trans Sulawesi Konut mendapat respons dari pemerintah pusat.
Usai kunjungan ke lokasi banjir, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae, menyampaikan langsung usulan pembangunan jalan layang kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Sebanyak Rp60 miliar dari dana APBN dialokasikan untuk pembangunan jalan layang di jalur Trans Sulawesi Konut yang terputus akibat banjir. Adm