LAJUR.CO, KENDARI – Sejumlah penyandang disabilitas di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti pelatihan kewirausahaan yang digelar Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Selasa (15/10/2024).
Pelatihan kewirausahaan bagi kaum disabilitas ini sebagai bentuk keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap kaum disabilitas dalam program Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAKNF).
Pelatihan Kewirausahaan DAKNF angkatan 1 yang berlangsung hingga 17 Oktober 2024 ini diikuti setidaknya 36 orang peserta. Agenda ini menjadi langkah awal dalam mengembangkan potensi para penyandang disabilitas dalam dunia usaha.
Dijelaskan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sultra, Dr. LM Shalihin bahwa output dari pelatihan dimaksud yakni agar para penyandang disabilitas merasa lebih percaya diri dan memiliki keterampilan baru dalam mengelola usaha mereka.
Dengan jenis usaha yang beragam, mulai dari kuliner hingga kerajinan, pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas SDM penyandang disabilitas dan memfasilitasi mereka untuk berkontribusi lebih dalam perekonomian daerah.
“Outputnya, teman-teman penyandang disabilitas ada peningkatan kapasitas SDM dalam mengelola usaha mereka,” ujar Dr LM Shalihin.
Selama tiga hari, peserta diberikan berbagai materi penting, mulai dari kebijakan pengembangan UMKM hingga strategi pemasaran digital melalui aplikasi Bosara. Adapun yang bertindak sebagai pemateri dalam giat dimaksud adalah Dr. LM Shalihin, bersama Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sultra, Efendi.
Aplikasi Bosara merupakan singkatan dari Belanja Online Pemerintah Sulawesi Tenggara (Bosara), yang dibuat oleh Biro Layanan Pengadaan (BLP) Sultra guna mendukung pemasaran produk UMKM di Sultra.
Sementara itu, Efendi mengungkapkan rasa syukur atas perhatian pemerintah terhadap penyandang disabilitas melalui program kewirausahaan tersebut. Efendi sendiri turut menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan pelatihan ini.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk belajar dan mengembangkan usaha,” ujar Efendi.
Langkah pemerintah dalam mendukung kemandirian penyandang disabilitas di Sultra ini menjadi sinyal positif bahwa kebijakan inklusif semakin diutamakan, membuka lebih banyak peluang bagi semua pihak untuk berkembang bersama. Red