LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka (ASR) menyusul kunjungan Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ridwan Bae ke lokasi jalan Trans Sulawesi yang terendam banjir di Desa Sambandete, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Rabu (9/4/2025).
Kehadiran orang nomor satu di Sultra itu hanya berselisih sekitar dua jam setelah kunjungan Ridwan Bae di lokasi jalan nasional yang terendam banjir parah sehingga menyebabkan arus transportasi terhenti.
Rombongan Ridwan Bae bersama Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sultra Yudi Hardiana dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Andi Adi Umar Dani tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WITA. Selama di sana, anggota DPR RI tiga periode dari Dapil Sultra itu mengecek kondisi arus banjir yang menggenangi jalan Trans Sulawesi.
Ia juga berdiskusi dengan BWS Sultra IV, BPJN Sultra, Bupati Konut Ikbar, dan Wakil Bupati Konut Abu Haera untuk membahas solusi cepat dan jangka panjang terkait penanganan bencana banjir yang memutus arus transportasi di sana.
Setelah membahas rencana pembangunan jalan layang, jembatan bailey, dan solusi kolam retensi di Konut, politisi Golkar tersebut bertolak kembali ke Kota Kendari sekitar pukul 10.00 WITA.
Selang dua jam kemudian, Gubernur ASR tiba di lokasi yang sama, di mana titik banjir terparah membuat arus transportasi di Desa Sambandete, Kabupaten Konut, lumpuh. Rombongan Gubernur Sultra didampingi Komandan Korem 143/HO Brigjen TNI R. Wahyu Sugiarto sampai di lokasi sekitar pukul 12.00 WITA.
Kehadiran rombongan Gubernur Sultra disambut oleh Bupati Konut Ikbar, Wakil Bupati Konut Abu Haera, dan stakeholder terkait.
Selama di sana, ASR sempat mencoba rakit pincara yang selama ini digunakan warga untuk melewati jalan Trans Sulawesi yang terendam banjir. ASR menyeberang hingga mencapai titik di mana ketinggian air sudah surut, dengan panjang lintasan sekitar 700 meter.
Alat penyeberangan pincara selama ini menjadi satu-satunya alternatif yang digunakan warga, terutama pengendara sepeda motor dan mobil, agar bisa melewati jalan Trans Sulawesi yang lumpuh akibat banjir. Biaya penyeberangan yang sangat mahal, mencapai ratusan ribu per sekali angkut, membuat warga menderita. Angkutan darurat yang minim keselamatan tersebut dilaporkan sempat menyebabkan kendaraan tenggelam.
Setelah melakukan pengecekan langsung, ASR menginstruksikan agar pemasangan jembatan bailey dipercepat agar warga bisa mengakses jalan secara gratis dan aman.
Ia bahkan menawarkan bantuan membiayai sementara pemasangan jembatan bailey menggunakan dana pribadi. Dengan demikian, proses pemasangan jembatan darurat dapat segera dieksekusi tanpa harus menunggu proses administrasi dan pencairan anggaran yang memakan waktu lama.
Dana sementara untuk pemasangan jembatan bailey akan disiapkan ASR dari kocek pribadinya agar masyarakat tidak menderita akibat putusnya akses jalan yang tergerus banjir.
“Bagaimana administrasi agar tidak melanggar aturan, kita bangun dulu. Kalau pun ada prosedur administrasi, bangun dulu,” ujar ASR kepada pihak BPJN Sultra.
Mantan Kepala BIN Daerah Sultra itu menegaskan kehadirannya tidak hanya untuk seremonial layaknya ‘wisata banjir’. Harus ada langkah konkret menyelesaikan masalah banjir yang dikeluhkan warga.
“Saya datang ke sini harus bisa menyelesaikan masalah. Saya tanya, apa yang harus dilakukan? Kita bangun jembatan bailey. Pokoknya yang paling utama sekarang adalah bagaimana menyelesaikan masalah ini. Harus selesai,” pungkas ASR. Adm