LAJUR.CO, KENDARI – Ribuan petugas penyelenggara pemilu di seluruh Indonesia mengalami sakit baik saat bertugas maupun pasca hari H pencoblosan pada Rabu (14/2/2204) lalu. Dari jumlah tersebut, 47 orang diantaranya merupakan anggota penyelenggara pemilu di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra mencatat sebanyak 47 orang petugasnya mengalami sakit. Puluhan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ini tersebar di 17 kabupaten/kota se-Sultra. Selain itu, satu orang petugas PPS dinyatakan tutup usia.
“Kalau kita di Sultra itu ada kurang lebih 47 orang yang sakit, yang meninggal itu ada 1 orang sekretariat PPS di Kota Kendari,” kata Komisioner KPU Sultra Asril kepada awak Lajur.co, Selasa (20/2).
Asril tidak menyebutkan secara pasti data petugas PPS yang telah meninggal tersebut. Namun diketahui, petugas di salah satu PPS kelurahan di Kota Kendari itu sudah lama menderita sakit kanker.
Sebagaimana diketahui, pemerintah baik pusat maupun daerah memberikan jaminan dan perlindungan sosial kepada para penyelenggara pemilu dan badan adhoc. Selain itu, juga ada santunan bagi petugas yang mengalami musibah.
Sebelumnya, KPU RI merilis hasil monitoring terhadap status atau situasi para penyelenggara pemilu badan adhoc terutama pada peak season yang mempunyai beban berat mulai tanggal 14 – 18 Februari, tercatat sebanyak 71 orang meninggal dunia dan 4.567 orang yang sakit.
Jumlah hasil monitoring ini diungkap Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari saat melakukan konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin (19/2).
Konferensi pers bersama ini dihadiri Menkes RI Budi Gunadi Sadikin, KSP RI Moeldoko, Mendagri Tito Karnavian, Anggota Bawaslu Herwyn J. Malonda dan Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. Red