LAJUR.CO, MUNA – Penggunaan layanan pembayaran digital seperti QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) atau QR Code yang telah diluncurkan Bank Indonesia menjadi hal lumrah ditemui di kalangan UMKM perkotaan. Termasuk di Ibu Kota Sultra, Kota Kendari, UMKM rerata telah menggunakan aplikasi QRIS agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Namun jangan salah, saat mengunjungi Kampung Tenun Masalili di Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna, pelaku usaha tenun Masalili di Desa Kontunaga, Kabupaten Muna rupanya sudah melek dengan layanan transaksi digital QRIS.
Hampir seluruh UMKM tenun adat Muna di sana memajang aplikasi QRIS untuk menunjang transaksi jual beli produk tenunan mereka. Selain pembayaran tunai, pembeli kain tenun juga bisa membayar secara non tunai dengan melakukan scan QRIS toko tenun di Desa Masalili.
Pemilik Anissa Tenun, Siti Erni, mengaku telah lama menggunakan aplikasi QRIS. Erni mengatakan pertama kali dikenal sistem pembayaran non tunai berbasis QRIS oleh Bank Indonesia Sulawesi Tenggara.
Mereka yang berbelanja produk tenun dijual Anissa Tenun seperti jenis sarung atau kain tenun Muna tak perlu lagi repot harus membayar dengan uang tunai.
“Saya menggunakan aplikasi QRIS sekitar sudah dua tahun. Manfaatnya bagi orang-orang yang membeli di sini tak perlu bawa uang tunai dan tak perlu ke bank lagi. Untuk menarik uang tidak ada kesulitan mengunakannya,” kata Erni.
Dari pengalaman pribadi, beberapa pembeli produk tenun dari luar kota sangat terbantu dengan aplikasi QRIS.
“Berapa kali ada pembeli dari luar kota, mereka tinggal scan QRIS, pembayaran langsung masuk ke rekening toko. Tidak repot lagi,” ujar Erni. M1