SULTRABERITA.ID, MUNA – Liang Kobori adalah gua yang banyak menyimpan jejak kehidupan prasejarah masyarakat Muna. Satu dari sekian destinasi unggulan dimiliki Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara yang masih lestari hingga kini.
Kata Liang Kobori berasal dari gabungan dua kata bahasa Muna, Liang yang berarti Gua dan Kobori dari asal kata Kaburi berarti tulisan. Secara harfiah Liang Kobori bermakna ‘gua tulis’.
BACA JUGA :
- Tips Mengemudi Aman Mudik Lebaran 2025
- Melihat Atraksi Pawai Ogoh-Ogoh di Koltim, Abd Azis: Budaya Lokal, Wajib Dilestarikan!
- Catat! Golongan Wajib Pajak Ini Tak Perlu Lapor SPT 2025
- Gelontorkan Duit Pribadi Rp1 Miliar, ASR Lepas Mudik Gratis Gelombang Pertama
- Jerih Payah Atlet Peraih Medali PON Terbayarkan, Gubernur ASR: Tak Ada Lagi Bonus Atlet yang Telat!
Penamaan ini sangat pas mengingat dinding gua terpapang sederet lukisan otentik zaman purbakala berumur sekitar 4000 tahun silam.
Untuk sampai ke tempat wisata sejarah ini dibutuhkan waktu kurang lebih sejam dari pusat Kota Raha ibu kota Kabupaten Muna.
Letak gua alam ini diapit dua desa di Kecamatan Lohia, yaitu Desa Mabodo dan Masalili.
Dari poros jalan antar dua desa tersebut, terdapat jalan kecil berukuran kurang dari tiga meter. Dari sini jarak situs sejarah bersisa 3 kilometer, pengunjung disuguhi pemandangan gua alam nan eksotis, Liang Kobori.
Ketinggian gua diperkirakan mencapai dua sampai lima meter dengan lebar kurang lebih 30 meter.
Misteri Racikan Cat Purba
Keunikan dari gua Liang Kobori, disetiap dinding gua terdapat ornamen lukisan antik yang menggambarkan aktifitas kehidupan masyarakat purba kala itu.
Lukisan tersebut abadi menempel di setiap sisi gua. Jumlahnya sekitar 130 lukisan.
Berbagai sumber menyebutkan jika lukisan berwarna merah itu konon dibuat oleh manusia prasejarah menggunakan darah hewan buruan yang dicampur dengan tanah liat dan getah kayu. Hingga kini formula campuran ‘cat purba’ yang awet ribuan tahun belum diketahui pasti.
Kehidupan Zaman Prasejarah
Ornamen lukisan purba tersebut menggambarkan bagaimana peradaban manusia di zaman prasejarah, cara masyarakat bertahan hidup secara sederhana dengan bercocok tanam, beternak serta keandalan berburu para manusia di masa lampau.
Bagian langit gua juga dapat dijumpai beberapa gambar binatang ternak. Ada pula hewan bertanduk. Beberapa bagian lukisan mendiskrispsikan cara manusia menghadapi musuh.
Jejak Layang Layang Tertua di Dunia
Adanya lukisan layang-layang di langit gua purba itu bahkan membuka tabir jejak sejarah layang-layang yang sempat diklaim berasal dari leluhur masyarakat China kuno.
Berbagai wisatawan baik dalam maupun mancanegara sudah mengunjungi obyek wisata ini. Bahkan ornamen lukisan menjadi obyek penelitian ilmuwan luar negeri hingga kini.
Beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia diketahui sudah beberapa kali bertandang di lokasi wisata Liang Kobori.
Sembilan Gua Prasejarah
Selain Gua Liang Kobori, di kompleks situs sejarah Kabupaten Muna itu sendiri terdapat sembilan gua purbakala berlukis lain yang sama menyuguhkan misteri zaman prasejarah.
Diantaranya adalah Gua Metanduno, Gua Damalanga, Gua Lakulumbu, Gua Waenserofa, Gua Wabose, Gua Toko, Gua Lasabo, Gua Sugimpatani, Gua Latanggara
Sobat traveler tertarik mengunjungi Situs Sejarah Liangkobori di Muna? Yuk Mai Te Wuna !
Adm