BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Perkembangan Harga Bapok Jelang Nataru: Telur Ayam Ras Naik Rp2 Ribu, Beras Kini Rp600 Ribu per Karung

×

Perkembangan Harga Bapok Jelang Nataru: Telur Ayam Ras Naik Rp2 Ribu, Beras Kini Rp600 Ribu per Karung

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Harga sejumlah bahan pokok khususnya jenis telur ayam ras dan beras mengalami kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Kenaikan tersebut dipicu oleh meningkatnya permintaan dan berkurangnya stok akibat panen yang belum optimal di beberapa daerah di Sultra.

Harga komoditi telur ayam ras ukuran sedang kini mencapai Rp56 ribu per rak, naik dari harga sebelumnya yang berkisar Rp50 ribu per rak. Sementara jenis telur ukuran besar dijual Rp62 ribu per rak dan telur ukuran kecil mencapai Rp45 ribu per rak.

Baca Juga :  Menkes Budi Gunadi Janjikan Bantuan Alat Medis Modern Saat Kunjungi RSUD Bahteramas

“Kalau biasanya harga normal telur ukuran kecil itu Rp40 ribu, sedangkan yang paling besar Rp60 ribu per rak. Harga telur juga tergantung dengan ukurannya,” ujar salah satu pedagang telur Pasar Andonohu Kendari, Hasan, Kamis (19/12/2024).

Lonjakan harga telur, kata dia, sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Setiap dua hari harga telur terpantau mengalami kenaikan sebesar Rp1 ribu hingga Rp2 ribu.

Baca Juga :  Kemnaker Terbitkan SE Libur Nasional dan Cuti Bersama Nataru, Ini Isinya

Selain telur, harga beras juga mengalami perubahan. Beras standar yang sebelumnya dijual seharga Rp550 ribu per karung (50 kg) kini menjadi Rp600 ribu. Untuk beras premium, harga melonjak hingga Rp700 ribu per karung, tergantung kualitas dan asal penggilingan.

“Sekarang beras dari supplier penggilingan daerah Konawe, Konawe Selatan (Konsel), dan Kolaka Timur (Koltim) rata-rata belum panen. Stok yang ada di gudang semakin berkurang, makanya harga semakin naik karena panen terhenti,” tambahnya.

Baca Juga :  Harga Minyak Goreng di Kendari Merangkak Naik Jelang Nataru

Kondisi harga bahan pokok yang merangkak naik diakui biasa terjadi menjelang Nataru. Terlebih banyak masyarakat berbondong-bondong membeli bahan pokok, seperti sembako, beras, dan telur.

“Makanya kita suplai banyak, supaya stoknya sudah naik harganya, dan di kami belum naik. Jadi bisa ada selisih,” ungkapnya.

Laporan: Ika Astuti

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x