LAJUR.CO, KENDARI – Kondisi gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) atlet dayung Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terletak di Kendari Beach sangat memprihatikan. Potret kumuh arena latihan dayung itu hingga kini diketahui belum sekalipun mendapat sentuhan dari pemerintah.
Padahal, cabang olahraga (Cabor) inilah yang rutin menyumbang medali emas bagi Provinsi Sultra pada berbagai kompetisi nasional hingga internasional.
Prestasi gemilang para atlet dayung tidak juga menggugah pemerintah memberikan fasilitas arena latihan memadai bagi para atlet berprestasi. Puluhan tahun, para atlet berjibaku mengasah skill dayung demi mengharumkan nama Sultra ditengah kondisi fasilitas olahraga yang jauh dari kata layak.
Senin (30/10/2022), awak lajur.co bersama beberapa atlet dayung berkesempatan melihat langsung kondisi terkini bangunan tempat mereka tinggal dan berlatih.
Dari kejauhan, arena latihan olahraga itu sudah terlihat kumuh. Beberapa tiang kayu yang menjadi tumpuan tribun sudah rusak bahkan ambruk.
Tribun sebagai arena dayung sekaligus tempat parkir peralatan dayung kondisi lebih miris. Beberapa area tampak lapuk dan hancur dimakan rayap. Bagian lain konstruksi tribun juga banyak yang copot dan nyaris roboh. Sisi atap terlihat bolong. Demikian juga pijakan tribun banyak yang tanggal.
Meski kondisi arena olahraga dayung sangat memprihatikan, para atlet tetap semangat berlatih. Mereka terpaksa memanfaatkan fasilitas olahraga alakadarnya yang disiapkan pemerintah.
Tak ada pilihan lain. Mereka berlatih setiap hari di arena olahraga yang sejatinya tidak layak dipergunakan serta membahayakan keselamatan jiwa mereka.
“Dari awal saya datang memang sudah seperti ini keadaannya. Katanya memang mau ada renovasi, tapi entah kenapa sampai sekarang belum ada,” ujar salah seorang atlet dayung muda, Rafli mengeluhkan kondisi sarana olahraga dayung saat diwawancarai Lajur.co disela latihan.
Bagi Rafli, fasilitas olahraga yang disiapkan ini tidak sebanding dengan apa yang sudah mereka berikan kepada daerah Sultra. Cabor emas boleh dikata menjadi langganan penyumbang emas bagi Sultra dalam setiap even olahraga.
“Rencana tahun depan kita akan dipindahkan ke Sentra SKO yang di Ranomeeto,” lanjutnya.
Namun rencana tersebut terlihat masih abu-abu. Sebab belum ada informasi pasti mengenai pemindahan para atlet dayung ke tempat yang baru dengan fasilitas memadai.
Mereka juga mengaku hal itu belum ada kepastian apakah apakah pada saat pemindahan akan bersamaan dengan proses renovasi tempat latihan atau dipindahkan secara permanen ke Sekolah Khusus Olahraga (SKO).
“Harapan kedepannya asrama ini bisa direnovasi. Karena kalau tempat tinggal tidak bagus juga, kurang nyaman,” tutupnya. Adm
LAPORAN : NISA ANDRIANI
EDITOR : JENI