SULTRABERITA.ID, KENDARI – Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sultra, Sucianti Suaeb Saenong mengungkap kekecewaan atas sikap santai Pemprov Sultra atas fakta arus kedatangan TKA China ke Bumi Anoa.
Ditengah upaya perang melawan penyebaran COVID-19 yang kini sudah merembet masuk ke sejumlah daerah di Indonesia dan menelan korban jiwa, mestinya Gubernur Sultra, Ali Mazi tampil di garga terdepan menunjukkan kepedulian terhadap rakyat.
BACA JUGA :
- Tips Mengemudi Aman Mudik Lebaran 2025
- Melihat Atraksi Pawai Ogoh-Ogoh di Koltim, Abd Azis: Budaya Lokal, Wajib Dilestarikan!
- Catat! Golongan Wajib Pajak Ini Tak Perlu Lapor SPT 2025
- Gelontorkan Duit Pribadi Rp1 Miliar, ASR Lepas Mudik Gratis Gelombang Pertama
- Jerih Payah Atlet Peraih Medali PON Terbayarkan, Gubernur ASR: Tak Ada Lagi Bonus Atlet yang Telat!
Tidak malah melindungi kepentingan asing dengan mengorbankan warga sendiri yang dirundung cemas terjangkiti wabah mematikan COVID-19.
“Kita sudah berdiam diri tidak pulang dulu. Eh ini TKA masuk dengan santuynya. Pemerintah harus tegas. Jangan karena melindungi kepentingan pihak asing, warga sendiri jadi korban,” ujar Sucianti Saenong, Selasa 17 Maret 2020.
Selaku Ketua HIPMI Sultra, ia berharap Gubernur Ali Mazi tidak lembek. Berani mengambil sikap untuk menyetop lalu lintas TKA China di Sultra demi menjamin keselamatan jiwa warganya.
Apalagi pelarangan warga negara Tiongkok sejatinya telah didukung regulasi dan pernyataan Menlu tertanggal tanggal 2 Februari dan Permenkumham nomor 7 tahun 2020. Ali Mazi tinggal mengawal kebijakan itu agar dilaksanakan secara utuh tanpa pilih merk di wilayah otoritanya.
Bukan hanya warga berpaspor China, kebijakan larangan masuk terhadap warga Korsel juga diketahui masih belum dicabut sejak disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno pada 5 Maret lalu.
Ini kemudian bisa menjadi senjata Gubernur Sultra untuk memblokade kedatangan warga asing di Sultra. Sejak wabah corona dinyatakan masuk di Indonesia, sejumlah kepala daerah lain bahkan dengan ketat memberlakukan aturan ini.
“Tolonglah pemerintah (Sultra,red) mementingkan kesehatan warganya dulu dari pada bisnis besar asing yang tidak menjadi kebutuhan utama kehidupan di masyarakat Sultra,” sambung wanita berhijab itu.
Sebagai pengusaha dirinya mengaku telah merumahkan sementara sejumlah karyawan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Aktifitas dilakukan di rumah hingga wabah mereda.
Kendati omset menurun, hal ini dilakukan Sucianti sebagai bentuk gotong royong mendukung langkah Presiden RI, Joko Widodo memerangi wabah corona lewat aksi social distancing dan work from home.
“Usaha kami menurun karena karyawan dirumahkan. Agar lebih bisa tertib sama arahan Presiden. Tapi kenapa pemerintah (Sultra,red) se-santui ini menerima TKA dari China yang jelas-jelas sumber virus Corona dari negara tersebut,” ucapnya.
Ia juga menyayangkan sikap ‘keras’ aparat kepolisian menindak warga penyebar video viral TKA China di Bandara Haluoloe.
“Saya juga menyayangkan yang memvideo ditangkap. Justru si yang video itu berjasa tanpa beliau TKA China bisa masuk sesuka hati,” kata Suci. Adm