BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

UHO Kembangkan Teknologi Biogas Dari Limbah Kotoran Sapi di Laeya, Konsel

×

UHO Kembangkan Teknologi Biogas Dari Limbah Kotoran Sapi di Laeya, Konsel

Sebarkan artikel ini
Dosen UHO mengedukasi masyarakat desa di Konsel tentang teknologi biogas dari limbah kotoran sapi.

LAJUR.CO, KENDARI – Sejumlah dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengembangkan teknologi biogas berbahan baku kotoran sapi di Desa Lambakara, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, Minggu (22/10/2023). Program tersebut bertujuan menciptakan desa mandiri energi tersebut diketuai Dekan Fakultas Kehutanan dan ilmu Lingkungan (FHIL) UHO, Dr Lies Indriyani.

Pengembangan teknologi biogas dari limbah kotoran sapi merupakan bagian dari implementasi Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI). Lewat program ini, masyarakat punya solusi lain untuk memenuhi kebutuhan gas atau elpiji harian di rumah.

Dr Lies mengatakan, Desa Lambakara sengaja dipilih menjadi obyek pengimplementasian teknologi biogas karena limbah kotoran sapi yang begitu banyak di sana selama ini tak dikelola secara maksimal.

Baca Juga :  7.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pesisir Konawe

Padahal, limbah tersebut punya potensi menghasilkan energi alternatif seperti biogas yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Kepala Desa Lambakara, Abdul Haris Tamburaka, mengatakan budidaya ternak sapi oleh masyarakat setempat sangat banyak. Jika dikalkulasi totalnya mencapai 500 ekor ternak sapi. Ratusan sapi ini dibudidayakan oleh sekitar 20 peternak.

Ia mengakui, selama ini kotoran sapi dari peternakan tersebut tidak dikelola, cenderung diabaikan lantaran peternak hanya fokus pada hasil jual daging sapi.

Ia bersyukur, tim dosen UHO melirik potensi kotoran sapi yang berlimpah di desanya menjadi teknologi biogas. Masyarakat juga sangat antusias menyambut program Desa Mandiri Energi karena bisa mengoptimalkan limbah kotoran sapi menjadi gas untuk menunjang kebutuhan harian warga.

Baca Juga :  Menikmati Keindahan Malam Kota Lulo Dari Puncak Amarilis

“Kegiatan ini sangat baru di desa kami dan kami sangat apresiasi, bahkan mendengar informasi kegiatan ini akan dilaksanakan, desa tetangga juga menawarkan diri untuk bergabung pada kegiatan hari ini,” kata Abdul Haris.

Sementara itu, Dr Lies mengatakan program pengembangan limbah kotoran sapi menjadi teknologi biogas merupakan bentuk kontribusi nyata dan sederhana penanganan perubahan iklim yang saat ini menjadi menjadi isu global.

“Dengan kita mengolah kotaran ternak menjadi biogas, masyarakat telah berkontribusi dalam mengurangi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca methan yang dihasilkan dari kotoran sapi. Ketergantungan masyarakat selama ini pada penggunaan elpiji perlu punya solusi karena adanya kelangkaan yang kadang terjadi,” ulasnya.

Baca Juga :  Polisi Amankan Puluhan Paket Sabu Langsung Dari Pengedar di Kendari

Anggota Tim PKMI, La Gandri, Desa Lambakara mengatakan tim dosen UHO akan memberikan support baik dalam hal edukasi dan instalasi biogas ke masyarakat Desa Lambakara sebagai pilot projects Desa Mandiri Energi.

“Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan ini, perlunya kerjasama yang kuat dan intens antara pemerintah desa, masyarakat khususnya peternak dan pihak perguruan tinggi. Pembuatan instalasi biogas dipraktekkan langsung oleh tim PKMI dibantu oleh beberapa masyarakat yang hadir pada kegiatan. Masyarakat juga sangat antusias, semoga program ini bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi warga desa,” jelasnya. Rls

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x