SULTRABERITA.ID, KENDARI – Harga minyak sedikit berubah pada perdagangan Jumat dan menuju penurunan mingguan pertama sejak April. Hal ini didorong oleh kasus-kasus baru virus corona di AS yang memicu kekhawatiran gelombang kedua dan mengenai permintaan bahan bakar.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/6/2020),harga minyak mentah West Texas Intermediate turun tipis 8 sen ke USD 36,26 per barel. Sementara minyak mentah Brent naik 18 sen menjadi menetap di USD 38,73.
BACA JUGA :

- Telkomsel & OpenAI Rilis Bundel ChatGPT Go Pertama di Asia, Start Rp50.000
- Tahun Keempat Generasi Happy dari Tri, Ajak Anak Muda Indonesia Wujudkan Pensi Impian Bareng Idola
- Ekonomi RI Tumbuh 5,04% di Q3-2025, Ini Motornya!
- Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak
- Pemuda Asal Muna Ini Pernah Mengajar di Filipina, Kini Jadi Wisudawan Terbaik Di Hari Pertama Wisuda UHO
Patokan harga minyak menuju penurunan mingguan sekitar 8 persen usai kenaikan pertama setelah enam minggu berturut-turut mengangkat harga minyak dari posisi terendah pada April lalu.
Kekhawatiran bahwa pandemi virus corona yang mungkin masih jauh dari selesai telah menghentikan reli, dengan sejumlah negara bagian di AS melaporkan melonjaknya infeksi baru.
“Kami jelas memiliki ledakan kasus di daerah yang tidak terlalu terpengaruh sebelumnya,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Masa Depan di Mizuho.
“Itu pada akhirnya menyebabkan semakin sedikit orang yang mengemudi, dan semakin sedikit permintaan untuk bensin,” tambah dia.
Stok Minyak AS
Pada saat yang sama, persediaan minyak mentah AS telah naik ke rekor 538,1 juta barel, karena impor murah dari Arab Saudi mengalir ke negara itu.
Jumlah rig pengeboran minyak mentah di Amerika Serikat sebagai indikator pasokan minyak ke depan turun menjadi 199 pada pekan ini, data dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan.
OPEC+ memangkas pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) atau sekitar 10 persen dari permintaan pra-pandemi dan sepakat pada akhir pekan lalu untuk memperpanjang pengurangan.
“Sementara argumen bullish masih dapat dibuat karena produksi terus menurun dengan permintaan masih menunjukkan perbaikan,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates. Adm
Sumber : liputan6.com
Judul : https://m.liputan6.com/bisnis/read/4278087/corona-tak-kunjung-usai-bikin-harga-minyak-fluktuatif




