SULTRABERITA.ID, KENDARI – Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Muna, dr La Ode Muhammad Wahid Agigi memberi klarifikasi menyangkut kabar pasien positif Corona yang diduga sempat menghadiri sebuah acara di Kecamatan Tongkuno.
Pada Sultraberita.id, 20 April 2020, ia membantah jika pihaknya lalai mengawasi pasien Covid-19 berinsial OM yang seharusnya menjalani prosedur isolasi di rumah sakit. Termasuk pasien positif covid lainnya yang resmi terkonfirmasi terpapar wabah Corona.
Ia mengatakan yang hadir dalam acara tersebut bukan OM, pasien yang terkonfirmasi positif Corona berdasarkan hasil Swab Tenggorok diumumkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Sultra.
Dokter Wahid menuturkan, OM setelah masuk dalam kategori OTG (Orang Tanpa Gejala) Covid-19, ia diarahkan menjalani rangkaian Rapid Test dan Swab Tenggorok karena masuk dalam pengawasan cluster sebaran Corona dari Kota Bogor.
Selang masa penantian hasil uji Swab Tenggorok di BBLK Makassar, pasien pun diminta melakukan karantina mandiri di kediamannya di Kota Raha.
BACA JUGA :
- Tim Asistensi Bahas 15 Program Prioritas ASR-Ir Hugua 100 Hari Pascapelantikan
- Tenggelam di Saluran Irigasi, Bocah Perempuan Konawe Ditemukan Tewas
- Keuntungan Sertifikasi Halal untuk Pelaku Usaha
- Damkar Kendari Tangkap Ular Panjang 3 Meter di Pemukiman Warga Abeli
- 7 Penyakit Akibat Pembuluh Darah Pecah dan Penyebabnya
Adapun yang dikabarkan ikut dalam agenda pesta di Kecamatan Tongkuno adalah saudara dari pasien OM.
“Tidak benar (yang hadir di pesta,red) berita ini Tn OM (inisial pasien positif Corona Muna,red). Sejak ditetapkan sebagai OTG terkait acara GPIB dan Rapid Test antibodi positif, beliau kami sarankan isolasi mandiri di rumah seraya menunggu pengambilan sampel swab oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sultra,” ujarnya.
“Yang hadiri di pesta itu kakaknya OM, bersama anggota keluarga yang lain. Memang setelah pemberitahuan kalau bapak OM dinyatakan Covid pos(+), warga Kelurahan Kontumolepe Kecamatan Tongkuno tempat acara pesta geger seketika, karena ada masyarakat Kelurahan Kontumolepe menyangka yang hadir pesta hari Minggu tanggal 19 April saat itu adalah Bapak OM,” sambungnya panjang lebar.
Ia menegaskan, tak lama setelah rilis data pasien konfirmasi positif Covid-19 di Muna pada Minggu 19 April 2020, tim Gugus Tugas Covid-19 langsung menghubungi pasien Covid-19 dievakuasi ke ruang isolasi RSUD Muna. Salah satunya adalah OM.
“OM masuk isolasi RSUD Muna hari Minggu sore tanggal 19 April 2020. Saya hubungi beliau untuk masuk isolasi sekira jam 16.00 WITA,” jelasnya lagi.
Semprot Disinfektan dan Pendataan Kontak Erat
Lebih jauh, Tim Gugus Tugas Covid-19 Muna mengklaim sudah melakukan langkah antisipasi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 menyusul heboh kabar pasien positif Corona di atas.
“Untuk meredam kepanikan masyarakat pihak puskesmas melakukan penyemprotan desinfektan di tempat acara pesta,” tandasnya.
Tim Gugus Tugas Covid-19 juga melakukan pendataan terhadap seluruh undangan yang hadir di acara tersebut guna pemantauan medis lanjutan.
Demikian pula dengan beberapa anggota keluarga pasien OM, termasuk anggota keluarga penyelenggara pesta di Tongkuno.
“Menetapkan anggota keluarga penyelenggara pesta sebagai SM (Self Monitoring) atau kontak erat.
Malam ini, saya sudah konfirmasi ke bapak OM,” jelasnya.
“Itu kakak saya dokter. Sejak saya dinyatakan Rapid Test Positif saya ikuti anjuran dokter untuk isolasi mandiri di rumah” ujar Dokter Wahid mengutip perkataan disampaikan oleh pasien OM ke pihak Gugus Tugas Covid-19.
Mereka yang berisiko tertular Covid-19 dari tujuh pasien positif Corona di Muna, termasuk dari pasien OM kemungkinan bakal masuk dalam list agenda rapid test yang akan digelar dalam waktu dekat.
Khusus, masyarakat atau anggota keluarga dengan status kontak erat dengan pasien positif, kata Dokter Wahid tidak lagi melalui prosedur rapid test. Melainkan langsung melakukan Swab Tenggorok karena potensi tertular virus Corona sangat tinggi.
Muna Urutan Kedua Setelah Kota Kendari
Kabupaten Muna sendiri seketika heboh lantaran tujuh warganya diumumkan positif terpapar Corona. Kota Jati ini bahkan langsung menempati urutan kedua setelah Kota Kendari dengan jumlah pasien positif Corona tertinggi se-Sultra.
“Perempuan 57 tahun, laki-laki 43 tahun, perempuan 54 tahun, laki-laki 64, laki-laki 38 tahun, perempuan 57 tahun, perempuan 32 tahun. Pasien 3-9 domisili Kabupaten Muna,” ujar Jubir GT Covid-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal saat rilis data pasien Corona Sultra, Minggu 19 April 2020.
Senin 20 April 2020 oleh Gugus Tugas Covid-19 Sultra mengumumkan belum ada tambahan kasus baru Corona di Bumi Anpa. Total Coronavirus case di Sultra kini berjumlah 36 orang dengan rincian 4 pasien sembuh, 2 pasien meninggal dan 30 kasus kasus lama.
Sementara sebaran kasus Corona per daerah, Kota Kendari berada diurutan pertama dengan 23 pasien positif. Disusul posisi kedua Kabupaten Muna 7 kasus positif, Kabupaten Konawe 3 kasus konfirmasi positif, Kolaka Utara 2 kasus positif dan Kolaka 1 pasien positif. Adm