LAJUR.CO, KENDARI – Kehadiran Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto pada event Jalan Sehat Lembaga Adat Tolaki (LAT), Minggu (17/9/2023) memberi kesan tersendiri bagi warga Kota Lulo. Peserta jalan santai sontak riuh kala mendengar Andap Budhi menyapa warga Kota Kendari dengan bahasa daerah khas Tolaki.
Meski tak begitu fasih, eks Kapolda Sultra kelahiran Kota Jakarta tersebut mencoba berbaur dengan masyarakat tempatnya bertugas lewat sapaan khas warga lokal Kota Lulo. Suku Tolaki merupakan salah satu suku lokal yang mendiami wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Sebagaimana yang tertera di kaos baju kita merongga-rongga, kalau salah-salah dikit mohon maaflah,” ujar Andap, PJ Gubernur Sultra saat memberi sambutan pada event Jalan Sehat DPD LAT Kota Kendari, Minggu (17/9/2023).
Gaya Andap mengucap bahasa Tolaki langsung disambut gelak tawa warga Kota Kendari yang hadir di event jalan sehat tersebut.
Beberapa kali, Sekjen Kemenkumham RI itu terekam menggunakan bahasa Tolaki kala didaulat memberi sambutan. Beberapa pesan disampaikan Andap juga mengutip falsafah hidup dipegang masyarakat Suku Tolaki yang terkuat dalam Kalosara.
“Inae kosara ie pinesara. Inae lia sara ie pinekasara,” ucap Andap dengan fasih.
Pesan berbahasa Tolaki tersebut bermakna ‘siapa yang menghargai adat ia akan dihormati. Siapa yang melanggar adat ia akan diberi sanksi’.
Sapaan tersebut disampaikan Andap kepada ribuan warga yang turut hadir dalam kegiatan jalan santai.
Andap percaya bahwa nilai-nilai kearifan leluhur Suku Tolaki dapat menjadi sumber inspirasi kedepannya dalam membangun Sultra.
“Saya percaya, nilai-nilai kearifan leluhur Suku Tolaki akan menjadi sumber inspirasi, energi positif, sekaligus kekuatan untuk membangun Sultra yang kita cintai bersama,” ucap Andap.
Andap juga mengatakan bahwa Suku Tolaki justru mengajarkan perbedaan, toleransi, dan harmoni dalam keberagaman.
“Nilai-nilai Suku Tolaki justru menghargai perbedaan, mengajarkan toleransi, harmoni dalam keberagaman,” tuturnya.
Disamping itu, Andap juga mengingatkan masyarakat Sultra agar tidak terjebak dalam politik identitas.
“Namun demikian, dalam konteks kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kebanggaan atas suku jangan sampai terjebak dalam politik identitas,” ujar Andap. P1
