LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka (ASR) berjanji segera memanggil seluruh pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang telah menggunduli kawasan hutan di Sultra namun urung melaksanakan kewajiban reklamasi. Tindakan sama juga ditujukan ke pemilik perkebunan sawit yang tidak memberi kontribusi bagi masyarakat terdampak aktivitas perusahaan.
Komitmen tersebut disampaikan ASR di sela kunjungan titik banjir di ruas jalan Trans Sulawesi Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Rabu (9/4/2025). Langkah ASR ini sekaligus merespon kritik disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae.
Sehari sebelum meninjau banjir di Konut, Selasa (8/4/2025), Ridwan Bae meminta ASR mengambil tindakan tegas terhadap korporasi yang telah mengeksploitasi kawasan hutan demi cuan tanpa tanpa memikirkan dampak bencana lingkungan yang kini dirasakan warga Sultra.
Atas hal itu, Gubernur ASR menyatakan, akan bakal menagih kewajiban pemegang IUP dan korporasi perkebunan sawit yang tidak melaksanakan komitmen reklamasi dan penghijauan serta mengabaikan nasib masyarakat yang terdampak aktivitas perusahaan.
“Kita sedang panggil pemilik IUP, minta kewajiban ke daerah ke daerah dan provinsi. Kaitan dengan kewajiban ke masyarakat dan retribusi. Kita akan tata dan minta agar mereka partisipasi. Itu tanggungjawab mereka pasti akan ditertibkan,” terang ASR.
Mantan Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin itu tak menampik, bencana ekologi banjir dan longsor yang melanda Sultra. Termasuk terkini, memutus akses jalan Trans Sulawesi salah satunya dipicu penurunan fungsi kawasan hutan oleh aktivitas tambang yang masif dan perkebunan sawit.
“Tanggung jawab mereka. Pasti diterbitkan,” sambung ASR.
Lebih jauh itu, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae mengatakan, rencana pemerintah pusat menggelotorkan anggaran pembangunan jalan layang di Sambandete, Konut, termasuk infrastruktur jalan lain di Sultra menjadi sia-sia jika Pemprov Sultra tidak menjaga kawasan hutan dengan baik. Jika hutan habis dibabat, hujan sedikit saja, bencana banjir dan longsor tak menunggu lama terjadi.
“Semua yang mengakibatkan banjir apakah itu perkebunan, pertambangan atau sejenisnya diambil langkah tegas. Kita sudah bikin jembatan, kita keruk perdalaman airnya, tapi kalau hulunya tidak teratasi dengan baik, hutan digunduli terus, tidak akan berakhir ini bencana,” cetus Ridwan Bae, diwawancarai saat meninjau akses jalan putus di Jalan Trans Sulawesi Konut, Rabu (9/4/2025).
Politisi Golkar itu pun mendesak agar Gubernur Sultra tak berlama-lama segera menertibkan perusahaan yang bandel, tidak menjalankan kewajiban reklamasi demi meminimalisir bencana ekologi di Sultra. Apalagi, beberapa kali insiden bencana serupa menyebabkan kerugian materil dan immateril bagi masyarakat.
“Kalau Gubernur perintahkan semua penambang kita, perkebunan kita, agar segera menanam kembali pasti bisa,” ucap mantan Bupati Muna dua periode itu. Adm