LAJUR.CO, KENDARI – Kasus penghinaan suku di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sempat viral di jagat maya kini berakhir damai. Mediasi berlangsung di kantor Polda Sultra, Selasa (28/5/2024), mempertemukan perwakilan Lembaga Adat Muna dan pelaku yang melakukan tindak penghinaan lewat akun tiktok yakni keluarga Manton.
Kedua pihak sepakat berdamai dan tak lagi memperpanjang kasus tersebut. Pertemuan mediasi dihadiri Wadir Intelkam Polda Sultra AKBP Suharman Sanusi, Wakil Ketua Lembaga Adat Muna Hendrawan Sumus Gia dan Kepala Bidang Hukum Lembaga Adat Muna Ld Murham. Ada juga Kepala Desa Matapila Irwan Latonani, orang tua Manton Haerin serta Tetua Adat Tolaki Desa Matapila Yusuf.
Manton yang ditengarai melakukan tindak penghinaan suku diketahui masih berstatus pelajar. Ia baru duduk di Kelas 3 SMP.
Kepada perwakilan Lembaga Adat Muna, mewakili keluarga Manton, Kades Matapila menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan dilakukan pelajar SMP tersebut yang telah menghina Suku Muna lewat kanal media sosial Tiktok.
“Anak kami (Manton) masih pelajar dan kemungkinan masih belum tahu antara yang baik dan mana yang buruk,” terang Kades Matapila.
Permintaan maaf ini juga dituangkan dalam lembar surat pernyataan resmi yang kemudian diterima Lembaga Adat Muna. Sebagai wakil Lembaga Adat Muna Hendrawan Sumus Gia menerima permintaan maaf tersebut dan berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Lembaga Adat Muna mengucapkan terima kasih kepada Polda Sultra, khususnya Direktorat Intelijen Polda Sultra atas kesigapannya menangani kasus penghinaan suku yang telah dilaporkan.
Pertemuan ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan memperkuat hubungan antara suku Muna dan keluarga Manton.
Wadir Intelkam Polda Sultra AKBP Suharman menyampaikan, Dit Intelkam membantu memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak agar kejadian serupa tak terulang lagi.
“Kita cari solusi bersama dan harapan kami masalah ini agar segera mungkin diselesaikan agar tidak berbuntut panjang,” tutup Wadir Intelkam. Adm
