SULTRABERITA.ID, KENDARI – Naas menimpa Muhammad Iksan (23 tahun). Pria yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Haluoleo (UHO) tersebut ditebas preman saat masih berada di halaman kampus, Kamis 2 Januari 2020.
BACA JUGA :
- Tips Mengemudi Aman Mudik Lebaran 2025
- Melihat Atraksi Pawai Ogoh-Ogoh di Koltim, Abd Azis: Budaya Lokal, Wajib Dilestarikan!
- Catat! Golongan Wajib Pajak Ini Tak Perlu Lapor SPT 2025
- Gelontorkan Duit Pribadi Rp1 Miliar, ASR Lepas Mudik Gratis Gelombang Pertama
- Jerih Payah Atlet Peraih Medali PON Terbayarkan, Gubernur ASR: Tak Ada Lagi Bonus Atlet yang Telat!
Premanisme ini terjadi beberapa jam setelah korban melakukan aksi demonstrasi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sultra. Pagi hari, Iksan bersama sejumlah rekannya diketahui menggelar unjuk rasa terkait kasus tambang di Kabupaten Konawe Utara.
Insiden berdarah berlangsung sekitar pukul 13.00 WITA. Kala itu, korban bersama beberapa rekannya tengah berada di pelataran Fakultas Kehutanan UHO.
Dua orang diduga preman mengendarai motor langsung melayangkan parang tajam ke arah Iksan. Kepala korban langsung berlumur darah.
Beruntung, nyawa korban masih selamat. Hanya saja, akibat sabetan parang, kepala mahasiswa UHO itu mengalami luka parah dengan 24 jahitan.
Korban hingga kini mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kemaraya Kota Kendari.
Sejumlah rekan korban menduga, aksi premanisme yang terjadi dalam kampus terkait kasus tambang yang disuarakan korban saat aksi unjuk rasa di Kantor DPRD.
Salah seorang rekan korban berinisial MP yang juga saksi mata membeber kronologis insiden berdarah tersebut.
Kata dia, usai ikut dalam aksi demo di dewan, sejumlah mahasiswa kembali beraktifitas seperti biasa. Ia dan korban sendiri berada di pelataran Fakultas Kehutanan UHO pukul 13.00 Wita.
“Saya bersama lima orang teman termaksud korban. Kita duduk di halaman jurusan untuk menunggu staf akademik untuk mengurus persiapan KKN. Semua yang ikut demo,” tuturnya.
Tak lama berselang, muncul dua orang tak dikenal mengendarai motor Vixion langsung mengarahkan parang ke Iksan yang kala itu dalam posisi berdiri.
“Tiba-tiba muncul dua orang lagi bawa motor vixion. Yang bawa motor gemuk, yang pegang parang brewok, dia langsung datang tebas Irvan, dan kita sempat diburu baru kita lari,” terangnya.
Ia menduga preman tersebut utusan salah salah satu perusahaan tambang Konut.
Dugaan itu kian diperkuat dengan penuturan saksi mata lain berinisial, AS. Ia juga menyatakan jika kawanan preman itu telah lama membuntuti para mahasiswa yang baru menggelar aksi unjuk rasa tambang di DPRD Sultra. Adm