SULTRABERITA.ID, KENDARI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra menjamin fasilitas rumah sakit di Sultra tetap standby mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Khusus di Sultra, BLUD Bahteramas menjadi rumah sakit rujukan pertama jika terdapat pasien dengan gejala mirip Pneumonia Wuhan tersebut.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinkes Sultra, dr Hj Andi Hasnah Sp.An, diwawancara Sultraberita.id Jumat lalu.
BACA JUGA :
- Dayumin Sabet Medali di Hangzhou China Ditengah Minimnya Perhatian Pemda Sultra Pada Cabor Dayung
- Pekerja Swasta di Kendari Tewas Usai Tabrak Mobil Mahasiswi di U-Turn Lepolepo
- Empat Kabupaten di Sultra Siaga Bencana Hidrometeorologi, BPBD Imbau Pemda Gerak Cepat
- Diknas Sultra: Gaji Guru P3K Dicairkan Oktober Ini!
- TikTok Shop Resmi Ditutup 4 Oktober, Transaksi Ditenggat hingga 5 November 2023
RSUD Bahteramas telah dilengkapi fasilitas ruang isolasi termasuk tim medis mempuni menangani pasien dengan gejala virus menular seperti SARS atau coronavirus.
“Sampai sekarang memang belum ada temuan indikasi virus Corona di Sultra. Tapi RS Bahteramas tetap siaga, di sana ada ruang isolasi. Rumah sakit kita sudah imbau juga jika ada pasien yang terindikasi punya gejala mirip, dirujuk cepat. RS Bahteramas jadi rujukan pertama,” ujar dokter spesialis anastesi tersebut.
Jauh hari, lanjut istri Prof DR Eka Suaib itu, pihaknya telah mengeluarkan himbauan kepada seluruh rumah sakit di Sultra terkait agar selalu siaga dan waspada terhadap wabah virus yang mirip dengan gejala SARS ( Severe Acute Respiratory).
“KKP juga di semua pelabuhan baik pelabuhan udara (bandara) dan laut juga sudah siaga. Di Bandara Haluoleo ada pemasangan Thermal Scanner juga menjaga jangan sampai masuk kesini virusnya. Masyarakat tidak perlu panik, Sultra belum ada indikasi wabah. Pihak medis dan pemerintah selalu siaga walaupun ancaman wabah itu belum ada di sini,” cetus Andi Hasnah.
Sebagaimana dirilis Sultraberita.id belum lama ini, IDI Sultra memberi warning pada pemerintah menyusul merebaknya virus Corona.
Provinsi Sultra khususnya Kota Kendari dinilai sebagai daerah rawan terjangkit virus lantaran Kota Lulo ini menjadi jalur transit TKA Cina yang bekerja di perusahaan-perusahan tambang.
Ketua IDI Sultra, dr La Ode Rabiul menyatakan pemerintah mesti sigap menyikasi maraknya kasus virus Corona.
Sementara itu, dilansir dari Associated Press (AP), Minggu 26 Januari 2020, virus baru ini mempercepat penyebarannya di China dengan total korban meninggal 56 orang. Pemerintah China menyebut situasi ini begitu genting dan membatasi semua perjalanan.
Angka-angka yang dilaporkan Minggu pagi ini menandai peningkatan 15 kematian dan 688 kasus dengan total 1.975 infeksi virus.
Dilansir dari detik.com pemerintah juga melaporkan lima kasus di Hong Kong, dua di Makau dan tiga di Taiwan. Sejumlah kecil kasus juga telah ditemukan di Thailand, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Vietnam, Singapura, Malaysia, Nepal, Prancis dan Australia.