LAJUR.CO, KENDARI – Fenomena perang baliho politisi menuju suksesi Capres tahun 2024 mendatang kini tengah menjadi perbincangan hangat. Ditengah kondisi pandemic Corona, para petinggi partai ramai-ramai tebar pesona lewat baliho raksasa yang di pajang di jalan-jalan protokol ibu kota.
Sejumlah baliho leader parpol menampilkan foto plus kode ‘2024’. Secara tak langsung, angka 2024 diartikan sebagai Pilpres 2024.
Meski tidak menyatakan secara gamblang, kode ini menandakan sang politikus siap berebut posisi kursi 01 RI pada ajang Pilpres yang digelar pada tahun 2024.
Wajah politisi yang mulai masif memajang baliho ‘2024’ antara lain Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, sosok Menteri Airlangga Hartanto terbilang mendominasi baliho Capres 2024 dibanding sosok Puan Maharani, AHY dan Muhaimin Iskandar.
Pantauan awak Lajur.co, baliho raksasa Airlangga terpajang mulai dari poros Bandara Haluoleo Kendari hingga kawasan Jalan Saranani.
Di baliho tersebut, Ketua Umum Partai Golkar tampil dengan pose wajah senyum sumringah dengan tagline Kerja Untuk Indonesia. Tak lupa, dibawah nama besara Airlangga Hartanto, ada kode ‘2024’ turut dicantumkan.
Baliho raksasa itu diketahui digalang oleh petinggi Partai Golkar di Bumi Anoa. Sebut saja diantaranya, Ketua DPD partai Golkar Sultra Herry Asiku, Anggota DPR RI Dapil Sultra, Ridwan Bae hingga Anggota DPRD Kota Kendari, Rusiawati Abunawas. Politisi Golkar lain juga terlihat ikut urunan memajang baliho Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2924 tersebut di pusat keramaian Ibu Kota Sultra.
Dikutip dari laman Kompas.com, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio pun menyebut pemasangan baliho para tokoh tersebut adalah upaya partai politik mengenalkan calonnya ke masyarakat.
Meski terbilang efektif mendongkrak popularitas, tebar baliho di masa pandemic oleh para politkus dinilai kurang tepat di tengah kondisi keterpurukan bangsa akibat Pandemi.
Ia menyatakan sebaiknya para politisi itu lebih banyak berbuat dalam penanganan Covid-19.
“Ya walaupun adalah momen saat ini yang mereka bisa pasang karena masyarakat sedang berpikir, bersiap-siap dan mencari tahu siapa yang akan menggantikan Pak Jokowi, tapi tetap saja menurut saya timing-nya kurang pas,” ujar Hendri.
“Menurut saya, empati dan solidaritas kemanusiaan itu para petinggi parpol itu enggak perlu diajari lah ya, masa kita rakyat terus-terusan ngajarin tentang untuk lebih empati terhadap kondisi,” kata Hendri saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
“Masa kita rakyat mesti terus-terusan ngajarin tentang solidaritas kemanusiaan, saya rasa enggak perlu lah. Harusnya para petinggi itu mengerti dan paham harus berbuat apa pada masa pandemi seperti sekarang,” ujar Hendri melanjutkan. SR
