SULTRABERITA.ID, KENDARI – Seorang pasien suspect Corona asal Kota Kendari dilaporkan meninggal dunia setelah sebelas hari dirawat intestif di RSUD Bahteramas, Selasa 27 April 2020 sekitar pukul 19.45 WITA.
Pasien perempuan berinisial D (37 tahun) berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sempat menjalani rapid test dengan hasil reaktif alias positif Covid-19.
Satgas Tim Gugus Tugas Covid-19 melalui Plt Kepala Dinas Kominfo Sultra, Syaifullah mengatakan almarhumah masuk di RS Bahteramas sejak 16 April 2020.
Ia kemudian dirawat intensif di Istalasi Gawat Darurat (IGD) Non Covid tanggal 18 April 2020 sekitar pukul 14.50 WITA lantaran mengeluh mengalami sesak nafas, lemas, mual plus muntah.
BACA JUGA :
- Mahasiswi IAIN Kendari Jadi Juara KTI Hadis STQH 2025 Kota Kendari
- Komunitas Kendari Membacakan Nyaring Kenalkan Membaca Seru ke Anak-Anak
- Pemkot Kendari Beri Bonus Tinggi ke Juara STQH ke-28, Terendah Rp5 Juta
- Kematian Pneumonia di RI Nanjak 3 Kali Lipat, Ini Gejala Flu yang Bisa Jadi
- Berawal dari Iseng, Siswi SMAN 2 Kendari Sukses Juarai Lomba Puisi Nasional
Merunut riwayat medis, pasien berinisial D itu menderita gagal ginjal atau Chronic Kidney Disease stadium V (CKD Stage V) on HD Reguler sejak 2 tahun terakhir.
Almarhumah pun juga sempat menjalani Post Kemoterapi Ca Ovarium sebanyak kali di RS Grestelina Makassar sebelum akhirnya dirawat di RS Bahteramas
Di rumah sakit plat merah milik Sultra itu, pasien dua kali tercatat mengikuti prosedur Rapid Test. Test cepat Corona pertama dilakukan tanggal 16 April 2020, hasilnya non reaktif (Negatif).
Dari IGD Non Covid, pasien kemudian dirawat di ruangan Laika Mendidoha.
“Hasil pemeriksaan DPJP pasien didiagnosis sebagai CKD Stage V on HD reguler, Ca Ovarium Post Kemoterapi, Hipertensi on Treatment, Anemia, Asites pro evaluasi dan suspek Pneumonia DD/ Edema Paru,” rincinya.
Sejak itu, pasien langsung dipindah ke ruang IGD Covid Pukul 20.00 WITA dengan keluhan tambahan yakni sesak nafas.
Ia lalu mengikuti rapid test kedua pada tanggal 23 April 2020. Hasil test menunjukkan gejala reaktif atau positif Covid-19.
Tanggal 25 April 2020 sekitar pukul 10.00 WITA dokter melakukan uji Swab Tenggorok untuk memastikan pasien terpapar virus Corona. Tes diagnostik ini berbarengan tindakan hemodialisa pukul 14.00 WITA.
“Sesak nafas pasien masih menetap dan selanjutnya makin lama makin berat meskipun sudah diberikan terapi dengan maksimal,” ujarnya lagi.
Tanggal 27 April 2020, kondisi pasien suspect Corona itu seketika drop. Sesak nafas berat dialami plus saturasi oksigen menurun menjadi 83 %.
“Selanjutnya dikonsultasikan ke DPJP dan dilakukan pemberian obat-obatan namun tidak memberikan respon. Setelah dilakukan tindakan Hemodialisa pasien masih merasakan sesak Pasien makin hari keadaanya makin memburuk dari sebelumnya,” jelasnya.
Tanggal 27 April 2020 sekitar pukul 19.45 Wita, pasien akhirnya meninggal dunia.
Jenazah PDP Covid-19 dijadwalkan dikebumikan hari ini di Punggolaka. Meski hasil uji swab terhadap pasien belum keluar, pemakaman jenazah almarhumah tetap mengikuti standar protokol Covid 19.
RSUD Bahteramas sendiri telah berkoordinasi kepada tim Pemakaman Covid 19 Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra untuk prosesi pemakaman pasien suspect Covid-19 tersebut. Adm