SULTRABERITA.ID, KENDARI – Nilai transaksi perdagangan saham di Sulawesi Tenggara memperlihatkan trend peningkatan selama periode April 2020. Bursa Efek Indonesia (BEI) Sultra mencatat senilai transaksi saham menyentuh Rp 42.255.862.125,-, nyaris dua kali lipat dari transaksi saham periode Maret 2020.
BACA JUGA :
- Produksi Ikan di Kota Kendari Surplus, Tahun 2024 Tembus 24 Ribu Ton
- PT Vale Gandeng PDGI Beri Layanan Operasi Gratis Puluhan Anak Penderita Celah Bibir & Langit-Langit
- Pj Gubernur Andap ‘Borong’ Dagangan Pelapak di Sela Sidak Pasar Tradisional
- Polda Sultra Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas ke Sopir Truk & Angkot di Terminal
- Rayakan Valentine Dengan Promo Bundling Cokelat & Bunga di Toko Beauty Kendari
Padahal diawal merebaknya kasus Corona di Indonesia, perdagangan saham sempat anjlok lantaran kepanikan investor yang melakukan aksi jual saham.
“Pandemi COVID-19 membuat harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi. Sentimen negatif terhadap situasi ekonomi membuat banyak investor panik sehingga melakukan aksi penjualan saham. Penjualan saham dalam jumlah besar inilah yang membuat harga-harga saham menjadi turun. Turunnya harga saham tentunya tidak terlepas dari mekanisme pasar yakni faktor supply dan demand. Saat terjadi oversupply maka harga saham makin turun,” urai P.H. Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Sulawesi Tenggara, Ricky, Jumat 5 Juni 2020.
Kondisi ini, lanjut Ricky juga tercermin dari grafik IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang berada pada posisi 6.299 di awal tahun 2020 dan sempat menyentuh angka 3.911 di bulan Maret lalu.
Penurunan nilai transaksi pasar modal yang cukup signifikan terjadi mulai bulan Februari dan Maret 2020. Pada periode Januari transaksi saham semula berkisar Rp 40.772.642.100, terjun bebas menjadi hanya Rp 17.556.184.900,- pada Februari 2020.
Bulan Maret perdagangan saham terkoreksi menjadi Rp 27.864.022.300,- Kepercayaan publik terhadap bisnis investasi saham di Sultra saat pandemi perlahan bangkit.
Hal ini terlihat dari trend kenaikan perdagangan saham pada periode April yang sukses membukukan nominal transaksi Rp 42.255.862.125,-.
Ricky mengatakan nilai transaksi tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat untuk kembali berinvestasi di pasar modal menguat meski badai pandemi COVID-19 masih berlangsung.
“Dalam berinvestasi, selalu ada peluang di setiap kondisi. Menjadi peluang baik bagi investor untuk mulai berinvestasi ketika harga-harga saham mengalami penurunan. Karena berarti investor bisa membeli saham pada harga yang murah. Ketika situasi pandemi Covid-19 berakhir dan perekonomian dunia serta Indonesia membaik, harga saham berpotensi naik kembali menuju pada harga wajar sahamnya. Atau harga buku per saham yang sesuai dengan kinerja perusahaan,” jelas Ricky.
Saat ini, lanjut dia, menjadi momen yang tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi di Pasar Modal. Baik itu dalam bentuk Saham ataupun Reksadana. Apalagi melihat potensi harga saham yang cenderung naik seiring perekonomian dunia yang membaik.
“Syaratnya cukup dengan melampirkan KTP, Buku Tabungan dan Dana minimal Rp 100.000,- yang langsung menjadi saldo awal rekening saham atau reksadana yang bersangkutan,” ujar Ricky.
Dalam kondisi Pandemi Covid – 19 ini, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Sultra tetap aktif melakukan edukasi pasar modal secara online. Baik melalui instagram dan juga melalui berbagai aplikasi webinar.
“Hal ini dilakukan supaya masyarakat tetap dapat mengakses info maupun pembelajaran terkait pasar modal dimanapun mereka berada,” jelasnya. Adm