LAJUR.CO, KENDARI – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari DP3A melaksanakan roadshow menyasar berbagai sekolah di Kota Kendari. Salah satu yang dikunjungi, Kamis (30/1/2025), adalah SMPN 1 Kendari.
Roadshow tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada seluruh elemen sekolah, termasuk siswa, guru, tenaga pendidik, dan orang tua mengenai isu kekerasan serta cara-cara pencegahannya.
Selain itu, kegiatan tersebut merupakan bagian langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas kekerasan.
Plt Kepala DP3A Kota Kendari Makmur mengungkapkan, kekerasan di sekolah merupakan masalah serius yang memberikan berdampak negatif terhadap perkembangan anak dan proses belajar mengajar.
“Kami DP3A Kota Kendari telah merencanakan kegiatan penanganan kekerasan terhadap anak di satuan pendidikan yang akan dilaksanakan setiap Kamis di berbagai sekolah di Kota Kendari,” ucap Makmur, Kamis (30/1/2025).
Sebagai bagian dari komitmen untuk mencegah kekerasan di lingkungan sekolah, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari akan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh satuan pendidikan untuk membentuk tim khusus yang menangani kasus tersebut. Tim akan melibatkan berbagai pihak guna memastikan upaya pencegahan dan penanganan lebih efektif.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Parinringi menambahkan, roadshow ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memerangi kekerasan terhadap anak di sekolah. Roadshow tersebut juga melibatkan sejumlah organisasi dan lembaga terkait, seperti Forum Anak, Badan Narkotika Nasional (BNN), serta lembaga teknis lainnya.
“Jadi edukasi kita selain membahasa bagaimana mencegah kekerasan terhadap anak di sekolah. Tetapi juga cara memerangi narkoba dan memperkenalkan ke anak-anak sekolah tentang apa sih yang harus dilakukan melalaui forum anak,” kata Parinringi.
Selain itu, Parinringi menyoroti fenomena kekerasan di sekolah yang semakin marak terjadi. Ia menegaskan bahwa pemerintah ingin memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan dalam lingkungan yang aman dan nyaman.
“Kami ingin memastikan anak-anak bisa belajar dalam kondisi aman dan nyaman. Oleh karena itu, Pemkot Kendari telah mengeluarkan aturan bahwa jika ada siswa sakit, maka yang menangani harus guru sesuai jenis kelaminnya, untuk menghindari potensi pelanggaran atau hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Parinringi.
Makmur juga menekankan ada empat aspek utama dalam pencegahan kekerasan di sekolah. Pertama, sekolah harus menjamin keselamatan dan keamanan siswa dari segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikologis. Kedua, seluruh elemen sekolah, termasuk siswa, guru, dan orang tua, harus memiliki kesadaran akan isu kekerasan serta cara menanganinya.
“Ketiga, guru juga harus merasa aman dan nyaman dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Terakhir kerja sama dari seluruh stockholder sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar aman dan nyaman bagi semua pihak,” ungkap Makmur.
Parinringi berharap kegiatan tersebut dapat semakin memperkuat kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik.
“Kami ingin membangun solidaritas dan kolaborasi dengan seluruh pihak, termasuk guru, orang tua, dan lembaga terkait. Jika memungkinkan, ke depan kami akan membuat MUO dengan Forum Anak dalam rangka membantu program pemerintah di Kota Kendari,” tutur Parinringi
Laporan : Ika Astuti
