SULTRABERITA.ID, KENDARI – Sebanyak 31 warga Kabupaten Muna Barat akan mengikuti prosedur Uji Swab Tenggorok dalam waktu dekat. Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Muna Barat, Rahman Saleh mengatakan uji swab terhadap warga Mubar tidak akan dilakukan di RSUD Raha Kabupaten Muna kendati layanan rumah sakit kabupaten induk ini ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 daerah-daerah cakupan Kepulauan Muna.
Pemkab Mubar, kata Rahman Saleh, akan menginisiasi prosedur tes Corona RT PCR secara mandiri di daerahnya dengan melibatkan tim Gugus Tugas Covid-19 Sultra.
BACA JUGA :
- Daftar Daerah Masuk Zona Merah Peringatan Dini Kekeringan Awal Oktober
- Dua Nelayan Sempat Hilang di Perairan Karang Kapota Dievakuasi ke Wanci Dalam Keadaan Selamat
- Dayumin Sabet Medali di Hangzhou China Ditengah Minimnya Perhatian Pemda Sultra Pada Cabor Dayung
- Pekerja Swasta di Kendari Tewas Usai Tabrak Mobil Mahasiswi di U-Turn Lepolepo
- Empat Kabupaten di Sultra Siaga Bencana Hidrometeorologi, BPBD Imbau Pemda Gerak Cepat
Ada beberapa pertimbangan sehingga Pemkab Mubar memilih melakukan uji swab sendiri terhadap warganya berstatus kontak erat dan berpotensi tertular Corona.
Diantaranya kata Rahman agar tim medis Mubar bisa lebih mandiri menangani wabah Covid-19. Sekaligus sebagai latihan dalam kesiapan menghadapi pandemi.
Dengan begitu, Mubar tak lagi tergantung penuh pada kabupaten induk yakni Pemkab Muna.
“Kita tes sendiri di Mubar. Kita lakukan uji analis supaya tidak tergantung di Muna. Ini khusus PDP hanya agar tidak panjang rentangnya, kalau rujuk melewati beberapa desa pakai APD ada keraguan masyarakat bisa tambah khawatir. Kita uji coba tim kita agar siap. Kita bicara stigma juga, arahnya Covid-19 kan langsung negatif, kita coba minimalisir itu,” urainya panjang lebar, Sabtu 16 Mei 2020.
Pengambilan spesimen sampel dahak terhadap 31 warga Mubar dijadwalkan dilaksanakan pada Selasa 19 Mei 2020 pekan depan.
Ia mengatakan tim surveylans dari Gugus Tugas Covid-19 Sultra sudah menyanggupi keinginan Pemkab Mubar melakukan uji swab mandiri terpisah dengan Pemkab Muna.
“Selasa minta pada gugus tugas agar turun (Survailans provinsi). Ini training di Mubar supaya kedepan kalau ada kasus, kita siap. Gugus tugas provinsi sudah siap,” ujarnya.
Mengenai absennya Mubar dari agenda tes RT-PCR di RSUD Muna belum lama ini, kata Rahman Saleh semata karena pihak Pemkab Mubar masih menjalankan prosedur isolasi terhadap seluruh kontak erat Covid-19. Ia mengakui sempat dihubungi Pemkab Muna agar mengikuti swab tenggorok serentak disana.
Hanya saja, kabupaten digawangi LM Rajiun itu berdalih prosedur karantina dilakukan tim medis setempat belum selesai. Disamping itu, rapid test dilakukan menunjukkan hasil non reaktif sehingga belum mendesak untuk dilakukan tes RT PCR. Hal ini juga dibenarkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Mubar, Ishar Masiala.
“Saya sempat dihubungi Muna agar dilakukan Swab. Kami kan masih mencoba karantina 14 hari, baru setelah 15 Mei jadwalkan. Range waktunya belum selesai. Itu semua kita karantina di perumahan di Puskesmas. Karantina dengan pengawasan ketat,” jelas Rahman Saleh.
Lebih jauh, Tim Gugus Tugas Mubar telah melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang terkait dengan beberapa cluster sebaran Covid-19. Termasuk yang telah melakukan kontak erat dengan pasien positif di Desa Pajala Kecamatan Maginti Mubar.
Khusus di Mubar total 31 orang masuk dalam daftar peserta Uji Swab Tenggorok. Mereka terdata dalam tracing yang bertautan dengan cluster Gowa, Temboro, KM Dorolonda, KM Ngapulu serta kontak erat pasien positif Covid-19 di Desa Pajala Kecamatan Maginti.
Sebagai informasi, sebelumnya tim Gugus Tugas Covid-19 Muna menyampaikan perihal absennya Muna Barat dalam gelaran Uji Swab Tenggorok yang dipusatkan di RSUD Raha selaku rumah sakit rujukan Covid-19 Kabupaten Muna, Muna Barat dan Buton Tengah. Uji swab ini digelar sejak 8 Mei lalu.
Saat dikonfirmasi, Jubir Gugus Tugas Covid-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal juga turut membenarkan jika Pemkab Muna Barat menjadi satu-satunya daerah di Sultra yang belum menjalankan prosedur tes RT-PCR terhadap warganya berpotensi tertular Covid-19.
Dari sekitar 700 lebih spesimen dahak OTG, ODP maupun PDP se-Sultra yang dikirim ke BBLK Makassar, minus Kabupaten Mubar. Padahal beberapa warga kabupaten ini teridentifikasi sebagai kontak erat pasien positif Covid-19. Adm