LAJUR.CO, KENDARI – Direktur Jenderal Pemeriksaan Keuangan Negara (PKN) VI, Laode Nusriadi, hadir dalam pelaksanaan Wisuda Gelombang III Universitas Halu Oleo (UHO), yang berlangsung di Auditorium Mokodompit, Selasa (11/11/2025).
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan pesan dan refleksi kepada civitas akademika serta 736 para wisudawan–wisudawati yang dikukuhkan dalam Rapat Senat Terbuka periode Juli–Oktober 2025.
Laode Nusriadi mengenang kembali jasa para pendiri UHO yang dengan keterbatasan dan kesederhanaan telah membangun kampus tersebut dengan penuh pengorbanan dan kebersamaan.
“Berada di auditorium ini mengingatkan saya pada usaha dan perjuangan para pendiri UHO. Mereka bahu-membahu mengorbankan waktu, tenaga, hingga materi untuk menegakkan kampus ini. Semoga menjadi jariah yang berpahala di sisi Allah SWT,” ucap Laode Nusriadi.
Tak lupa Ia juga menyampaikan penghargaan kepada orang tua dan para dosen yang telah mendampingi pendidikan para lulusan hingga sampai pada momen wisuda.
“Kepada para orang tua dan para pendidik, penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan. Keberhasilan wisudawan hari ini adalah buah dari kerja bersama, doa, dan ketulusan,” ujar Laode Nusriadi.
Laode Nusriadi menyoroti pentingnya penguatan tata kelola perguruan tinggi. Dimana ia menjelaskan bahwa Kampus Hijau, sama seperti perguruan tinggi lain di dunia, tengah berhadapan dengan pertanyaan mendasar mengenai relevansi dan kekuatan visinya dalam menjawab dinamika global.
Karena itu, menurutnya, UHO perlu terus memantaskan diri agar dapat memberikan kontribusi strategis sekaligus tetap menjadi institusi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Tata kelola yang baik berangkat dari tiga kebiasaan sederhana yaitu jujur pada data, disiplin pada proses, dan bertanggung jawab pada hasil,” tutur Laode Nusriadi.
Menurutnya dengan tata kelola yang kuat, kampus terbesar di Sultra itu akan semakin efisien dalam mengelola sumber daya, meningkatkan kepercayaan publik, menarik talenta terbaik, serta memperluas peluang kerja sama dan pendanaan.
Lebih lanjut, Direktur PKN VI turut menyinggung status UHO sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (BLU) yang belum beralih menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Ia menegaskan bahwa UNHALU tidak perlu tergesa-gesa mengejar status tersebut, tetapi perlu mempersiapkan konsolidasi sumber daya yang kokoh agar mampu memberikan pelayanan pendidikan tinggi terbaik sekaligus memastikan kesejahteraan civitas akademika.
“Yang penting adalah kesiapan, bukan kecepatan. UHO perlu memastikan remunerasi yang lebih kompetitif, atmosfer kerja yang produktif, dan peluang pengembangan diri yang terbuka bagi seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa,” ungkap Laode Nusriadi.
Kepada para wisudawan, Laode menangkap semangat optimisme yang bersanding dengan rasa khawatir akan masa depan. Meskipun dunia kerja semakin terotomatisasi berkat Kecerdasan Artifisial (AI) dan Machine Learning, ia menekankan bahwa teknologi tidak akan pernah dapat menggantikan tiga kelebihan utama manusia.
“Empati, akhlak, dan adab adalah keunggulan manusia yang tidak tergantikan. Ilmu dapat membawa kita ke puncak capaian, tetapi akhlak dan adab yang akan menentukan kelanggengan pencapaian tersebut,” kata Laode Nusriadi.
Laporan : Ika Astuti
